Bentrok Pasukan Pemerintah Suriah Vs Loyalis Bashar al- Assad Selama 2 Hari, Sekitar 1.000 Orang Tewas

Jumlah korban tewas tersebut menjadikannya salah satu tindakan kekerasan paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu.

oleh Tanti Yulianingsih Diperbarui 09 Mar 2025, 19:35 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2025, 19:35 WIB
Gambar pasukan Suriah berjaga di pos pemeriksaan di kota pesisir Latakia dirilis SANA pada 8 Maret 2025. (AFP)
Gambar pasukan Suriah berjaga di pos pemeriksaan di kota pesisir Latakia dirilis SANA pada 8 Maret 2025. (AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Latakia - Suriah kembali membara. Konflik berkecamuk lagi.

"Jumlah korban tewas akibat bentrokan selama dua hari antara pasukan keamanan dan loyalis Presiden Suriah yang digulingkan Bashar al- Assad serta pembunuhan balas dendam yang terjadi setelahnya telah meningkat menjadi lebih dari 1.000 orang, termasuk 750 warga sipil, kata kelompok pemantau perang pada hari Sabtu (8/3),"seperti dikutip dari AFP, Minggu ((9/3/2025).

Jumlah korban tewas tersebut menjadikannya salah satu tindakan kekerasan paling mematikan sejak konflik Suriah dimulai 14 tahun lalu.

Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan selain 745 warga sipil, yang sebagian besar tewas dalam pembantaian, 125 anggota pasukan keamanan pemerintah dan 148 militan dari kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Assad juga tewas. Ditambahkannya, listrik dan air minum terputus di sebagian besar wilayah di sekitar Kota Latakia.

Bentrokan yang meletus pada hari Kamis (6/3) itu menandai eskalasi besar dalam tantangan terhadap pemerintah baru di Damaskus, tiga bulan setelah pemberontak mengambil alih kekuasaan setelah menyingkirkan Assad dari tampuk kekuasaan. Pemerintah mengatakan bahwa mereka menanggapi serangan dari sisa-sisa pasukan Assad dan menyalahkan “tindakan individu” atas kekerasan yang merajalela tersebut.

Pembunuhan balas dendam yang dimulai pada hari Jumat (7/3) oleh orang-orang bersenjata Muslim Sunni yang setia kepada pemerintah terhadap anggota sekte minoritas Alawite Assad merupakan pukulan telak bagi Hayat Tahrir Al-Sham, faksi yang memimpin penggulingan pemerintahan sebelumnya. Alawite merupakan bagian besar dari basis pendukung Assad selama beberapa dekade.

Sejumlah warga desa dan Kota Alawite berbicara kepada The Associated Press (AP) tentang pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata yang menembaki orang-orang Alawite, yang sebagian besar adalah laki-laki, di jalan-jalan atau di gerbang rumah mereka. Banyak rumah orang Alawite dijarah dan kemudian dibakar di berbagai daerah, dua warga wilayah pesisir Suriah mengatakan kepada AP dari tempat persembunyian mereka.

Mereka meminta agar nama mereka tidak dipublikasikan karena takut dibunuh oleh orang-orang bersenjata, seraya menambahkan bahwa ribuan orang telah melarikan diri ke pegunungan terdekat untuk mencari tempat yang aman.

 

 

Promosi 1

Jasad Berserakan

Ilustrasi Pembunuhan (Istimewa)
Ilustrasi Pembunuhan (Istimewa)... Selengkapnya

Warga Baniyas, salah satu kota yang paling parah dilanda kekerasan, mengatakan jasad-jasad berserakan di jalan atau dibiarkan tak terkubur di rumah-rumah dan di atap gedung, dan tak seorang pun mampu mengambilnya. Seorang warga mengatakan bahwa orang-orang bersenjata itu menghalangi warga selama berjam-jam untuk memindahkan jasad lima tetangga mereka yang tewas pada hari Jumat (7/3) dari jarak dekat.

Ali Sheha, warga Baniyas berusia 57 tahun yang melarikan diri bersama keluarga dan tetangganya beberapa jam setelah kekerasan terjadi pada hari Jumat (7/3), mengatakan bahwa sedikitnya 20 tetangga dan koleganya di satu lingkungan Baniyas tempat tinggal orang Alawi, terbunuh, beberapa dari mereka di toko-toko atau rumah-rumah mereka.

Sheha menyebut serangan itu sebagai "pembunuhan balas dendam" terhadap minoritas Alawi atas kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah Assad. Warga lainnya mengatakan orang-orang bersenjata itu termasuk militan asing, dan militan dari desa-desa dan kota-kota tetangga.

"Itu sangat sangat buruk. Jasad-jasad berserakan di jalan," saat ia melarikan diri, kata Sheha, berbicara melalui telepon dari jarak hampir 20 kilometer dari kota itu. Ia mengatakan orang-orang bersenjata itu berkumpul kurang dari 100 meter dari gedung apartemennya, menembaki rumah-rumah dan penduduk secara acak dan dalam setidaknya satu insiden yang ia ketahui, meminta penduduk untuk menunjukkan kartu identitas mereka untuk memeriksa agama dan sekte mereka sebelum membunuh mereka.

Ia mengatakan orang-orang bersenjata itu juga membakar beberapa rumah dan mencuri mobil dan merampok rumah-rumah.

Kepala Observatorium Rami Abdurrahman mengatakan bahwa pembunuhan balas dendam berhenti Sabtu (8/3)dini hari.

"Ini adalah salah satu pembantaian terbesar selama konflik Suriah," kata Abdurrahman tentang pembunuhan warga sipil Alawite.

Angka sebelumnya yang diberikan oleh kelompok itu adalah lebih dari 200 orang tewas. Tidak ada angka resmi yang dirilis.

Sebuah pemakaman diadakan Sabtu sore untuk empat anggota pasukan keamanan Suriah di desa barat laut Al-Janoudiya setelah mereka tewas dalam bentrokan di sepanjang pantai Suriah. Puluhan orang menghadiri pemakaman.

Pasukan Pemerintah Suriah Berhasil Rebut Kendali

Bendera Suriah (AP/Hassan Ammar)
Bendera Suriah (AP/Hassan Ammar)... Selengkapnya

Kantor berita pemerintah Suriah mengutip seorang pejabat Kementerian Pertahanan yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa pasukan pemerintah telah merebut kembali kendali atas sebagian besar wilayah dari para loyalis Assad. Ditambahkannya bahwa pihak berwenang telah menutup semua jalan menuju wilayah pesisir "untuk mencegah pelanggaran dan memulihkan stabilitas secara bertahap."

Pada Sabtu (8/3) pagi, jenazah 31 orang yang tewas dalam serangan balas dendam sehari sebelumnya di desa pusat Tuwaym dimakamkan di sebuah kuburan massal, kata penduduk. Mereka yang tewas termasuk sembilan anak-anak dan empat wanita, kata penduduk, yang mengirimkan foto-foto jenazah yang dibungkus kain putih saat mereka dibaringkan di kuburan massal kepada AP.

Anggota parlemen Lebanon Haidar Nasser, yang memegang salah satu dari dua kursi yang dialokasikan untuk sekte Alawite di parlemen, mengatakan bahwa orang-orang melarikan diri dari Suriah demi keselamatan ke Lebanon. Ia mengatakan ia tidak memiliki angka pasti.

Nasser mengatakan bahwa banyak orang berlindung di pangkalan udara Rusia di Hmeimim, Suriah, seraya menambahkan bahwa masyarakat internasional harus melindungi orang Alawite yang merupakan warga negara Suriah yang loyal kepada negara mereka. Ia mengatakan bahwa sejak jatuhnya Assad, banyak warga Alawi yang dipecat dari pekerjaan mereka dan beberapa mantan tentara yang berdamai dengan pemerintah baru terbunuh.

Di bawah Assad, warga Alawite menduduki jabatan tinggi di militer dan badan keamanan. Pemerintah baru menyalahkan para loyalisnya atas serangan terhadap pasukan keamanan baru negara itu selama beberapa minggu terakhir.

Bentrokan terbaru dimulai ketika pasukan pemerintah mencoba menahan seorang buronan di dekat kota pesisir Jableh, dan disergap oleh para loyalis Assad, menurut Observatory.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya