Liputan6.com, Beijing - Mencontek terlanjur jadi kebiasaan siswa, di mana pun. Modusnya pun makin canggih, bahkan memanfaatkan kemajuan teknologi. Sejumlah 2.440 siswa China yang ikut dalam ujian nasional kepergok menggunakan alat mutakhir -- seperti yang ada dalam film mata-mata, demi lulus meski dengan cara tak halal.
Menurut kantor berita Tiongkok, modus yang digunakan para pencontek bukan dengan menuliskan rumus-rumus di baju dan lokasi tersembunyi lain. Bukan pula dengan lempar kertas berisi jawaban atau menggunakan kode-kode tertentu: kedipan mata, atau isyarat tangan, atau ketukan.
Mereka menggunakan sinyal radio 'abnormal' yang digunakan untuk mengirimkan jawaban kepada para kandidat, yang mengenakan peralatan nirkabel di telinga atau memasang alat tertentu di penghapus elektronik yang diletakkan di meja -- sebagai penerima.
Modus canggih tersebut terbongkar pada 18 dan 19 Oktober 2014 lalu. Saat itu lebih dari 25.000 siswa menjalani ujian untuk menjadi apoteker berlisensi di Xian. Tes dilakukan di 7 tempat terpisah.
Penyelenggaran ujian menemukan ada kandidat palsu yang ambil bagian dalam ujian. Bukannya memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin, mereka cepat-cepat keluar setelah menghafalkan pertanyaan ujian. Oknum itu lantas menyiarkan jawaban yang benar, lewat sinyal, untuk para calon yang membayar US$ 330 atau sekitar Rp 4 juta untuk layanan ilegal itu.
Advertisement
Namun, sanksi tegas diterapkan pada para pelanggar. Mereka yang tertangkap basah melakukan kecurangan dalam ujian untuk mendapatkan sertifikat tak bakal diizinkan untuk mengikuti ujian kembali selama 2 tahun. Demikian kata Du Fangshuai, pejabat yang bertanggung jawab menggelar ujian.
Jiang Xueqin, konsultan pendidikan di Beijing mengatakan, sisitem pendidikan di Tiongkok yang berorientasi pada kelulusan siswa saat ujian membuat mencontek terlanjur membudaya.
"Ada banyak modus yang tak mencolok seperti yang ditemukan baru-baru ini. Namun, mencontek menyebar luas karena fokus para siswa adalah mendapatkan sertifikat, bukan keahlian yang sejatinya dibutuhkan saat bekerja," kata dia, seperti dimuat CNN, Selasa (28/10/2014).
Bahkan, orangtua murid pun mendukung tindakan mencontek. Pada 2012, saat aparat mencoba menghentikan aksi curang di kota Zhongxiang, Provinsi Hubei, rusuh pun pecah.
Gara-garanya, para orangtua marah karena anak-anak mereka diperlakukan khusus -- tak boleh mencontek -- padahal semua anak di tempat lain di China melakukan hal yang sama. Memprihatinkan...Bagaimana dengan Indonesia?