2 Versi Legenda Gunung Kemukus

Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah kembali menjadi buah bibir. Usai liputan seorang wartawan televisi Australia, SBS, Patrick Abboud.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 21 Nov 2014, 13:30 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 13:30 WIB
Gunung Kemukus. (Globe Mail)
Gunung Kemukus. (Globe Mail)

Liputan6.com, London - Berawal dari liputan seorang wartawan televisi Australia, SBS, Patrick Abboud, Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah kembali menjadi buah bibir. Tak hanya di Tanah Air, tetapi juga bagi media asing.

Hasil liputan mengungkap ritual kontroversial dengan judul 'Sex Mountain' atau 'Gunung Seks' yang kemudian diunggah ke YouTube. Dalam rekaman berdurasi 14 menit yang dari hasil investigasi Abboud, menampakkan aktivitas warga yang berduyun-duyun datang ke Gunung Kemukus untuk mencari keberuntungan. 

Ternyata tak hanya jurnalis asing dari Australia, Abboud yang pernah mengunjungi Gunung Kemukus untuk melakukan liputan. Reporter Global Mail, Aubrey Belford, juga melakukannya lebih dulu pada 2012.

Belford mengaku, saat ia mewawancarai salah seorang di sana, Suyono -- penjaga tiket masuk seharga Rp 5.000--  didapati informasi bahwa sebagian besar pengunjung mendatangi Gunung Kemukus untuk berziarah.

"Orang yang bertanggung jawab untuk mengutip biaya masuk peziarah mengatakan, sebagian besar peziarah yang datang untuk berdoa, bukan untuk melakukan hubungan seks," jelas Belford.

Belford menuturkan, sekelompok warga Muslim kala itu sempat mengancam akan menutup situs tersebut. Namun polisi mencegah hal itu terjadi.

"Ini adalah pariwisata," kata Suyono. "Setiap komponen, setiap elemen, setiap lapisan masyarakat meraup sesuatu dari pariwisata."

Menurut penuturan Belford dari Suyono, Pangeran Samodro adalah murid Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, atau sembilan orang kudus, yang terlibat penyebaran Islam di seluruh nusantara. Dalam perjalanan tersebut, ia jatuh sakit dan sekarat di dekat Gunung Kemukus.

Ketika berita kematian Pangeran Samodro terdengar,  sang ibu tiri -- yang ditegaskan Suyono tak memiliki hubungan khusus dengan Samodro-- bergegas ke kuburannya. Saat mencapai dasar bukit, dia menerima 'penglihatan' dari pangeran yang menyuruhnya untuk membasuh wajah di salah satu mata air.

Saat naik bukit, bunga jatuh dari rambutnya, dan tumbuh menjadi pohon Dewadaru langka di belakangnya. Saat mencapai kuburan, sang ibu tiri terjatuh dan meninggal. Tubuhnya kemudian menghilang -- tak diketahui apakah ke udara atau ke dalam kubur.

Cerita itu berbeda dengan saat ini, bahwa Pangeran Samodro memiliki hubungan asmara dengan ibu tirinya.

"Saat itu ada seorang Pangeran bernama Samodro yang berselingkuh dengan ibu tirinya sendiri. Mereka kemudian memutuskan kabur ke gunung tersebut dan berhubungan intim di sana," tutur Abboud.

Keduanya kemudian bercinta di puncak Gunung Kemukus dan tertangkap basah. Mereka lalu dibunuh dan dikubur di sana. Namun kisah hubungan asmara ini kini malah dipraktikkan ramai-ramai oleh masyarakat dengan alasan mencari keberuntungan.

Media asing pun satu per satu mulai memberitakan salah satu gunung di Indonesia itu. Media Australia, sbs.com.au, menulis artikel terkait Gunung Kemukus berjudul 'Pilgrims flock to 'Sex Mountain' in search of fortune'. Sementara News.com.au menulis  'SBS Dateline journalist Patrick Abboud granted access to Indonesia’s Sex Mountain'.

Lalu ibtimes menjuduli artikel serupa dengan ‘Sex Mountain’ Becomes A Lucrative Pilgrimage Site In Indonesia'. Mirror.co.uk dengan 'Sex mountain: Married men and housewives sleep with strangers in bizarre religious ritual in Indonesia'.

Elite daily memasang tajuk pada berita Gunung Kemukus dengan 'People Sleep With Strangers At ‘Sex Mountain’ To Improve Their Luck'.

Sedangkan 'Welcome to Sex Mountain: The remote Indonesian religious site where married men, housewives and politicians go to have sex with strangers... to bring themselves good fortune' menjadi judul panjang dari media Inggris, Daily Mail.

Baca juga: [Video Ritual Seks Terlarang di Gunung Kemukus Beredar di YouTube] (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya