Dubes Blake Angkat Bicara Soal Mundurnya Menhan AS

Dubes AS untuk Indonesia Robert Blake menjelaskan, ada alasan lain Asthon Carter diyakini akan terus melanjutkan kebijakan pertahanan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 04 Des 2014, 02:33 WIB
Diterbitkan 04 Des 2014, 02:33 WIB
[FOTO] 3 Bulan di Indonesia, Dubes AS Datangi KPK
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake (Liputan6.com/Faisal R Syam).

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert Blake angkat bicara, soal mundurnya Menteri Pertahanan Chuck Hagel. Komentar dari Blake ini terkait kebijakan apa yang akan diambil Menhan baru AS dalam upaya terorisme di seluruh dunia.

Dalam keterangannya, Blake mengatakan kemungkina besar pengganti Hagel adalah Asthon Carter. Namun, ia menjelaskan Carter belum resmi menduduki jabatan vital tersebut.

"Ia belum resmi ditunjuk, tetapi namanya sudah dinominasikan," sebut Blake di Pusat Kebudayaan AS @america, Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Walau begitu, Blake memastikan, kebijakan AS terkait kontra terorisme, khususnya upaya pembasmian kelompok teror ISIS akan terus berlanjut. Sebab, Carter bukan merupakan orang baru di Pentagon.

"Akan ada keberlanjutan kebijakan (pertahanan) yang  sudah ditetapkan Presiden Obama. Asthon Carter sebelumnya menjabat sebagai wakil menteri pertahanan, beliau sudah sangat familiar dengan kebijakan yang ada," jelas dia.

Bukan hanya paham, Blake menjelaskan, ada alasan lain kenapa Carter diyakini akan terus melanjutkan kebijakan pertahanan yang sudah ada. Hal ini karena, Carter adalah salah satu orang yang menyusun kebijakan pertahanan AS.

Sekitar sepekan lalu, Hagel membuat keputusan mengejutkan. Ia mundur sebagai menteri pertahanan AS. Diduga kuat, eks Senator Partai Republik asal Negara Bagian Nebraska itu, mundur akibat berbeda pandangan dengan orang nomor satu di AS, Barack Obama.

Dugaan itu semakin kuat setelah pada Oktober lalu, veteran perang Vietnam tersebut mengecam keras strategi AS terhadap ISIS. Ia menganggap keputusan AS menyerang Suriah tidak sepehuhnya untuk membasmi ISIS. Tetapi diduga ada rencana terselubung, yakni menggulingkan presiden kontroversial Suriah, Bashar Al Assad. (Rmn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya