8 Hidangan Para Diktator, Sarden Sampai Daging Manusia Terpopuler

Berita populer lainnya yang terangkum dalam Top 5 News, seperti Partai Golkar yang dinilai berkhianat terhadap Perppu Pilkada Langsung.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Des 2014, 08:43 WIB
Diterbitkan 06 Des 2014, 08:43 WIB
8 Hidangan Para Diktator, Sarden Sampai Daging Manusia Terpopuler
Berita populer lainnya yang terangkum dalam Top 5 News, seperti Partai Golkar yang dinilai berkhianat terhadap Perppu Pilkada Langsung.

Liputan6.com, Jakarta - Victoria Clark dan Melissa Scott, penulis buku 'Dictators' Dinners: A Bad Taste Guide to Entertaining Tyrants', menyoroti cara makan sejumlah diktator yang dianggap paling kejam di Abad ke-20.

Berita ini ternyata paling banyak disorot para pembaca Liputan6.com. Selain berita tersebut, ada 4 berita populer lainnya yang terangkum dalam Top 5 News. Seperti berita Partai Golkar yang dinilai berkhianat terhadap Perppu Pilkada Langsung dan berita Jokowi terkait hal yang sama.

Penasaran dengan berita-berita populer, berikut kumpulan beritanya:

1. 8 Hidangan untuk Para Diktator, Sarden Sampai Daging Manusia

You are what you eat... Betapa pentingnya arti makanan yang masuk ke tubuh kita, hingga sejumlah orang menganggap, 'makanan adalah cerminan diri seseorang'.

Jangan diterjemahkan secara harfiah atau kata per kata. Ungkapan itu bisa diartikan, makanan yang kita asup bisa mempengaruhi suasana hati alias mood, sistem pencernaan, juga mewakili cara pandang kita.

Baca selengkapnya...

2. Dikhianati Golkar, SBY Perintahkan Demokrat Dekati PDIP

 Ketua Umum Partai Demokrat SBY merasa dikhianati Partai Golkar setelah sang ketua umum Aburizal Bakrie memerintahkan kadernya untuk menolak Perppu Pilkada Langsung. Padahal, ada kesepakatan yang ditandatangi Aburizal agar Partai Golkar mendukung Perppu tersebut di DPR.

"Kini, secara sepihak Partai Golkar menolak Perppu, berarti mengingkari kesepakatan yang telah dibuat. Bagi saya hal begini amat prinsip," tegas SBY dalam akun twitternya, @SBYudhoyono, Jumat (5/12/2014).

Baca selengkapnya...

3. Presiden Jokowi Tegaskan Perppu Pilkada Tak Bisa Ditawar Lagi

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie memerintahkan kadernya di DPR untuk menolak Perppu Pilkada Langsung yang diteken SBY saat menjabat Presiden RI. Bukan hanya SBY yang kecewa, Presiden Jokowi pun ikut menyatakan sikap.

Melalui fanpage Facebook-nya, Presiden Jokowi menyatakan akan menjalin komunikasi politik yang lebih intensif dengan Parlemen (DPR-RI) untuk saling menyetujui kesepakatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Baca selengkapnya...

4. Tengok Peta Kepulauan Indonesia di Abad ke-16

Begitu menyenangkan jika kita bepergian ke seluruh penjuru wilayah di Indonesia dengan melihat keindahan alam yang ada di dalamnya. Lebih menyenangkan lagi jika tempat itu adalah tujuan wisata yang memang menjadi impian kita. Namun saat bepergian tentulah kita butuh petunjuk arah seperti peta untuk mempermudah mencapai tempat tujuan tersebut. Tidak banyak yang tahu bahwa ada peta yang menjadi 'tonggak sejarah' Kepulauan Indonesia.

Indiae Orientalis Insularumque Adiacientium Typus adalah nama dari peta 'tonggak sejarah' Asia Tenggara, termasuk Kepulauan Indonesia. Peta ini ada sejak 70 tahun pertama abad ke-16 dan merupakan perpaduan terbaik ilmu kartografi dan informasi pada masanya.

Baca selengkapnya...

5. Golkar Tolak Perppu Pilkada Langsung, KMP Pecah?

Keinginan Partai Golkar menolak Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Pemilihan Kepala Daerah yang diterbitkan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di akhir masa jabatannya, membuat Koalisi Merah Putih (KMP) pecah suara.

Partai Amanat Nasional (PAN) menilai Partai Golkar harus bisa menjaga komitmen, demi hubungan harmonis di KMP dengan cara mendukung Perppu.

Baca selengkapnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya