Dubes Rusia: Sanksi AS untuk Kami, Tak Akan Berguna

Semenjak krisis Ukraina terjadi, Rusia menjadi pihak yang disebut-sebut terus berseteru dengan AS.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 11 Des 2014, 15:26 WIB
Diterbitkan 11 Des 2014, 15:26 WIB
Obama dan Putin
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin

Liputan6.com, Jakarta - Akibat krisis Ukraina, pemerintah Rusia mendapatkan sanksi ekonomi dari pihak Barat, termasuk Amerika Serikat. Hukuman tersebut pun berpotensi akan melemahkan posisi Negeri Beruang Merah di dunia.

Menanggapi hal tersebut, Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin angkat bicara. Menurutnya saksi ini tak akan mempengaruhi negaranya sama sekali.

"(Sanksi dari barat dan AS) Itu ilegal dan tidak akan beruguna serta tak menguntungkan siapa pun," ujar Galuzin di kediamannya di bilangan Kuningan, Kamis (11/12/2014).

Menurut dia, sanksi yang dijatuhkan Barat lebih untuk mengisolasikan negaranya dari dunia luar. Namun demikian, Moskow tak genar. Kremlin tetap akan berusaha menjalin hubungan dengan dunia luar.

"Kami tidak akan mengisolasikan negara kami dari dunia luar," lanjut Galuzin. "Bahkan kami tetap akan mencoba membuka hubungan dengan negara-negara seperti AS dan sejumlah negara barat lain," imbuh dia.

Semenjak krisis Ukraina terjadi, Rusia menjadi pihak yang disebut-sebut terus berseteru dengan AS. Negeri Paman Sam menuding Moskow turut campur masalah Ukraina melalui intervensi serta pencaplokan Crimea.

Amerika Serikat dan negara Barat seperti Jerman, Inggris serta beberapa negara lain langsung menjatuhkan sanksi ekonomi. Namun, seakan tak peduli ancaman barat, Rusia seakan melawan negara itu dan tetap melanjutkan kebijakan militernya di Ukraina. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya