Penyidik: Jasad Pilot TransAsia Masih Genggam Tuas Kemudi

Jasad pilot pesawat TransAsia GE2355 itu telah dikeluarkan dari badan pesawat oleh tim penyelamat.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 06 Feb 2015, 11:04 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2015, 11:04 WIB
Pilot pesawat TransAsia GE235 Liao Chien-tsung. (StraitsTimes)
Pilot pesawat TransAsia GE235 Liao Chien-tsung. (StraitsTimes)

Liputan6.com, Taipei - Jasad Liao Chien-tsung (42), pilot pesawat TransAsia GE2355 yang jatuh ke perairan Sungai Keelung telah ditemukan. Berita penemuan tersebut santer diberitakan media setempat Jumat (6/2/2015) pagi waktu setempat.

"Jasad pilot yang dipuji sebagai pahlawan atas perbuatannya di saat-saat terakhir sebelum kecelakaan yang menewaskan 31 orang itu ditemukan masih memegang joystick atau tuas kemudi di kokpit pesawat," tulis media lokal seperti dikutip dari Reuters, Jumat (6/2/2015).

"Jenazah Liao dan kopilotnya yang diambil dari pesawat turboprop ATR 72-600 itu masih menggenggam joystick. Dengan bagian kaki hancur," ujar penyidik menegaskan.

"Mereka masih berusaha untuk menyelamatkan pesawat ini sampai menit terakhir," ucap salah satu jaksa tak dikenal yang terlibat dalam investigasi kecelakaan seperti dimuat media Taiwan.

Sejauh ini, blackbox atau kotak hitam dari pesawat TransAsia yang ditemukan Kamis 5 Februari itu telah diproses. Dan informasi detik-detik terakhir sebelum pesawat jatuh itu akan dibeberkan dalam keterangan pers dari pihak berwenang nanti.

Menurut laporan dari media lokal, diperkirakan keterangan tersebut akan disampaikan hari ini.

Pujian Liao Chien-tsung yang kini disanjung sebagai pahlawan juga datang dari Walikota Taipei Ko Wen-je. "Dia benar-benar mencoba semua yang dia bisa," kata dia dengan suara pecah dan terisak.

Pujian lain diutarakan analis penerbangan Hong Kong, Daniel Tsang. Menurut Daniel, langkah pilot Liao sangat berani.

"Berdasarkan jalur penerbangan, pilot menyimpang dan mencoba untuk menghindari rintangan. Pilot rupanya sengaja menghindari korban lebih banyak. Itu adalah langkah yang sangat berani," tutur Daniel.

Pesawat TransAsia mengalami kecelakaan tak lama setelah lepas landas dari Bandara Songshan di Taipei Utara, Taiwan pada 4 Februari. Burung besi itu akan melakukan perjalanan ke Pulau Kinmen, membawa 58 penumpang termasuk 5 awak.

Menurut data terakhir dilansir dari Focus Taiwan, 31 orang dalam pesawat TransAsia GE235 tewas. 17 Orang termasuk 2 orang dalam taksi terluka, sementara 12 lainnya hilang.

Pihak Administrator Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) mengatakan pilot pesawat TransAsia sempat menyerukan tanda bahaya 'Mayday' sebelum pesawat yang dikemudikannya menabrak jembatan dan jatuh di Sungai Keelung, Taipei, Rabu pagi.

Dikutip Kantor Berita Taiwan, CNA, Kamis 5 Februari, berdasarkan rekaman komunikasi antara kokpit dan menara kontrol yang didapat pihak CAA menyatakan pilot berteriak "Mayday" tiga kali pada pukul 10.54 waktu Taiwan atau tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Songshan, Taipei.

Menurut sebuah rekaman pada liveatc.net, komunikasi terakhir dari salah satu pilot adalah 'Mayday Mayday mesin terbakar'.

Setelah kecelakaan udara tersebut, regulator penerbangan Taiwan memerintahkan TransAsia dan Uni Air, anak perusahaan dari EVA Airways Corp 2618.TW, untuk melakukan pemeriksaan mesin dan sistem bahan bakar pada pesawat ATR 22 yang tersisa dan masih beroperasi. (Tnt/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya