'Transistor' Pengurang Rasa Sakit

Dengan menanamkan komponen elektronik ini, isyarat rasa sakit tak mencapai pusat perasa sakit di otak.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 14 Mei 2015, 04:32 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2015, 04:32 WIB
Tanam Transistor Untuk Kurangi Rasa Sakit
Suatu peralatan kedokteran baru dikembangkan untuk mengurangi rasa sakit.

Liputan6.com, Stockholm - Beragam penemuan baru kerap terjadi di dunia kedokteran, salah satunya adalah peralatan yang dikembangkan untuk mengurangi rasa sakit. Caranya: dengan menanamkan komponen elektronik ciptaan Linkoping University dari Swedia itu dalam tubuh pasien.

Komponen tersebut berfungsi mengatur isyarat pengurangan sakit, sebelum isyarat itu mencapai syaraf tulang belakang dan otak manusia.

Selama ini, sudah ada alat elektronik buatan semisal alat pacu jantung yang dirancang untuk mengirimkan isyarat-isyarat listrik kepada bagian-bagian tubuh manusia. Nah, alat baru ini mengirim isyarat kepada pemancar syaraf (neurotransmitter) manusia, untuk mencegat isyarat rasa sakit tadi mencapai pusat perasa sakit di otak.

Beda dengan teknologi sebelumnya, alat ini dibuat sebagai transistor kimiawi supaya lebih dapat diterima tubuh manusia. Ketika mendapat isyarat rasa sakit, alat ini membangkitkan zat GABA ke empat titik temu syaraf pengirim isyarat dengan syaraf tulang belakang tanpa memberikan dampak sampingan.

"Uniknya, alat ini menggunakan elektronika organik untuk mengirimkan sinyal-sinyal kimiawi tubuh itu sendiri. Bahan demikian mudah diterima oleh tubuh karena seperti bukan benda asing," ucap Daniel Simon, Asisten Profesor di Linkoping.

Kelompok peneliti itu mengatakan, bahwa alat ini bisa mulai masuk klinik dalam 5 hingga 10 tahun ke depan. Alat ini bahkan bisa dipergunakan untuk menyusupkan zat-zat ke bagian-bagian tertentu dalam tubuh manusia, semisal otak -- sehingga dapat menjadi penyembuhan Parkinson’s maupun epilepsi.

Menurut Linkoping University, penelitian ini sudah diterbitkan dalam jurnal Science Advances. Para peneliti yang terlibat antara lain Magnus Berggren, professor dalam elektronika organik Klas Tybrandt dan mahasiswa paska sarjana di Laboratory of Organic Electronics.

(Alx/Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya