Hentikan Aksi Tiongkok di Laut China Selatan, AS Gandeng Vietnam

kesempatan tersebut berjanji AS akan membantu Vietnam menemukan solusi pembangunan pulau buatan China di wilayah sengketa itu.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 01 Jun 2015, 15:07 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2015, 15:07 WIB
Konflik Laut China Selatan Makan Wilayah RI? Jokowi: Keliru
Area sengketa di Laut China Selatan (Cfr.org)

Liputan6.com, Hanoi - Kondisi di Laut China Selatan memprihatinkan. Hal ini diperparah dengan aksi China yang melakukan reklamasi di perairan yang dipersengketakan.

Aksi dari Negeri Tirai Bambu sontak membuat protes negara-negara lain. Termasuk dengan Vietnam.

Protes dari Negeri Paman Ho kali ini pun boleh jadi lebih bergaung dibanding sebelumnya. Pasalnya, langkah dari Vietnam didukung penuh Amerika Serikat.

Bahkan, dalam kunjungannya ke Hanoi, Menteri Pertahanan AS, Ash Carter khusus mendiskusikan masalah tersebut dengan Menhan Vietnam Phung Quang Thanh. Carter pun berjanji membantu Vietnam menemukan solusi pembangunan pulau buatan China di wilayah sengketa itu.

Selain itu pertemuan kedua Menhan ini turut disepakati perjanjian perluasan kerjasama militer. Yang di dalamnya terdapat kesepakatan pemberian bantuan dana kepada Vietnam untuk membeli kapal pertahanan laut.

Carter menambahkan, negaranya sudah dalam sikap menentang China reklamasi serta pembuatan pulau baru di Laut China Selatan. Bukan tanpa alasan, AS menilai yang dilakukan China begitu berbahaya.

"China sudah mengganggu keamanan kawasan dan regional dengan konstruksi maritim yang tengah mereka kerjakan," jelas Carter seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/6/2015).

"Tetapi kami menyatakan negara lain yang juga melakukan klaim (kepada Laut China Selatan) tak bisa dibenarkan." sambungnya.

China telah mengklaim, hampir seluruh kawasan di Laut China Selatan adalah wilayahnya, sehingga mengakibatkan sengketa dengan negara-negara tetangganya.

Negara-negara lain telah menuduh China bertindak ilegal dengan melakukan pengerukan tanah untuk membuat pulau buatan yang dicurigai untuk membangun fasilitas militer. (Ger/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya