Pasca-Gempa Malaysia, 16 Jasad Telah Ditemukan di Kinabalu

Korban tewas gempa di Malaysia tercatat 6 warga Malaysia, 1 warga Filipina, 1 asal Tiongkok, dan 1 warga Jepang, serta 7 warga Singapura.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jun 2015, 06:49 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2015, 06:49 WIB
donkey
Telinga Keledai yang menjadi ikon Gunung Kinabalu

Liputan6.com, Sabah, Malaysia - Jumlah korban tewas akibat gempa gempa berkekuatan 6 skala Richter, kembali bertambah. Pihak berwenang Malaysia menyatakan, 16 Jenazah telah ditemukan di puncak tertinggi negara itu, Gunung Kinabalu, setelah gempa yang menimbulkan longsor dan beberapa gempa susulan.

"Korban tewas tercatat sebagai 6 warga negara Malaysia, 1 warga Filipina, 1 asal Tiongkok, dan 1 warga Jepang, serta 7 warga negara Singapura, termasuk anak-anak yang sedang mengikuti kegiatan pendakian sekolah," ujar Menteri Pariwisata, Budaya dan Lingkungan Masidi Manjun, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/6/2015).

Pernyataan ini dikemukakan Menteri Manjun kepada para wartawan di taman nasional Kinabalu. Ia menambahkan, 2 orang dinyatakan hilang dan bagian-bagian tubuh telah ditemukan.

"Operasi pencarian dan penyelamatan akan terus dilakukan pada Senin 8 Juni 2015," beber Manjun.

Reuters menulis, beberapa pendaki berhasil turun dari gunung. Namun lebih dari 130 orang dari 16 negara masih terjebak di pegunungan di Pulau Kalimantan ketika gempa mengguncang pada Jumat pekan lalu.

Operasi penyelamatan terhalang reruntuhan dan awan tebal, yang menyulitkan helikopter-helikopter untuk mengangkut mayat-mayat.

"Rute KM6.5 menjelma menjadi 'sungai bebatuan' ketika gempa bumi terjadi pada Jumat dini hari 5 Juni lalu, yang membuat jalur itu sulit dilalui dan membuat para pendaki terjebak," tulis Manjun di Twitter.

Sementara di Singapura, pihak Kantor Perdana Menteri mengatakan anak-anak yang terjebak saat gempa terjadi adalah murid-murid sekolah dasar Tanjong Katong.

Terkait gempa Malaysia, PM Lee Hsien Loong pun menyatakan 8 Juni sebagai hari berkabung nasional.

"Semua bendera kenegaraan di seluruh gedung pemerintahan akan dikibarkan setengah tiang," kata PM Singapura melalui akun resminya di Facebook.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan bahwa negara itu perlu memiliki pusat pengamatan gempa bumi.

"Dalam insiden terakhir, tidak ada tanda-tanda apa pun. (Gempa di Malaysia) Bisa terjadi lagi dan kita tidak punya departemen yang bertanggung jawab untuk mengawasi bencana-bencana yang mengancam di sini," tulis Bernama, mengutip pernyataan Yassin di laman Kinabalu pada Minggu 7 Juni 2015. (Ans/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya