11 Jenazah Pendaki Ditemukan di Gunung Kinabalu Pascagempa

Enam orang masih hilang di gunung setinggi 13.435 kaki tersebut pascagempa 5,6 SR yang mengguncang Malaysia.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 07 Jun 2015, 12:51 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2015, 12:51 WIB
kinabalu
Foto yang memperlihatkan perubahan "Telinga Keledai" yang menjadi ikon Gunung Kinabalu, sebelum dan setelah gempa pada Jumat 5 Juni 2015.

Liputan6.com, Malaysia - Tim penyelamat mengevakuasi 11 jenazah pendaki dari puncak gunung tertinggi Malaysia, Kinabalu, sehari setelah Malaysia dilanda gempa bumi berskala 5,9 SR.

Pejabat kepolisian setempat, Farhan Lee Abdullah, mengatakan 9 jenazah yang ditemukan itu telah diterbangkan menggunakan helikopter. Sementara dua lainnya dievakuasi melalui jalan darat.

Enam orang masih hilang di gunung setinggi 13.435 kaki tersebut. Gempa kuat menyebabkan hujan batu di jalan setapak yang menjadi rute utama para pendaki gunung yang terletak di kawasan timur Sabah, Kalimantan itu. Akibatnya, puluhan pendaki terjebak reruntuhan batu.

"Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi Kinabalu," kata Menteri Pariwisata Sabah, Masidi Manjun, seperti dikutip Associated Press.

Pascagempa, sebagian besar pendaki turun gunung dalam kegelapan Sabtu dini hari. Beberapa di antaranya turun dengan kondisi patah tulang kaki. Satu di antaranya koma.

Farhan menegaskan, hingga kini, jumlah korban tewas ada 13 orang. Dua korban tewas di antaranya adalah seorang pemandu lokal usia 30 tahunan dan seorang pelajar asal Singapura berusia 12 tahun. Mereka telah dievakuasi Jumat malam.

Sabtu kemarin, polisi mengatakan sedang mencari 17 orang pendaki lainnya, termasuk 8 warga Singapura dan lainnya dari China, Filipina, serta Jepang. Sisanya adalah orang Malaysia. Kewarganegaraan 11 pendaki tewas yang baru dievakuasi itu belum jelas.

Sekitar 60 penyelamat dan 4 helikopter masih menyisir gunung. Bebatuan dan tebing longsor memblokir jalur utama pendakian pascagempa.

Gempa juga merusak jalan dan bangunan, termasuk sekolah dan rumah sakit di pantai barat Sabah. Hal ini juga memecahkan salah satu formasi batuan kembar di gunung yang dikenal sebagai "Keledai Telinga." (Bob/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya