Gelombang Panas Landa Pakistan, 120 Nyawa Meregang

"Pasien korban gelombang panas dibawa ke rumah sakit dengan kondisi demam tinggi, tidak sadar diri, dehidrasi, dan kejang-kejang."

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 22 Jun 2015, 09:19 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2015, 09:19 WIB
Ilustrasi gelombang panas. (infosda.com)
Ilustrasi gelombang panas. (infosda.com)

Liputan6.com, Karachi - Gelombang panas dilaporkan melanda Provinsi Sindh di bagian selatan Pakistan. Lebih dari 120 warga meregang nyawa akibat kondisi cuaca ekstrem tersebut.

"Sebagian besar korban berjatuhan di Karachi, yang mengalami cuaca hingga 45 derajat celsius dalam beberapa hari terakhir," kata pejabat kementerian kesehatan Pakistan seperti dikutip dari BBC, Senin (22/5/2015).

Selain cuaca yang sangat panas, kota tersebut juga mengalami pemutusan pasokan listrik. Lantaran tingginya penggunaan di tengah cuaca ekstrem itu.

Kepala unit darurat di Rumah Sakit Jinnah di Karachi mengatakan kebanyakan korban meninggal merupakan kaum lanjut usia.

"Pasien korban gelombang panas dibawa ke rumah sakit dengan kondisi demam tinggi, tidak sadar diri, dehidrasi, dan kejang-kejang," tutur Dr Semee Jamali.

"Sejak Sabtu 20 Juni lalu, sebanyak 114 orang telah meninggal di Karachi dan delapan orang lainnya di distrik-distrik lain di Sindh," ucap sekretaris dewan kesehatan setempat, Saeed Mangnejo.

Menurut Badan Meteorologi Pakistan, cuaca sangat panas dan lembap akan berlanjut pada Senin ini. Namun, cuaca diperkirakan membaik pada Selasa 23 Juni mendatang.

Suhu tertinggi yang pernah melanda Karachi ialah 47 derajat celsius, terjadi pada 1979.

Gelombang panas di Pakistan sama persis dengan yang terjadi di India, bulan Mei lalu. Kala itu, hampir 1.700 orang meninggal akibat terpapar suhu udara yang mencapai 48 derajat celsius. (Tnt/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya