Liputan6.com, Seoul - Tuduhan berat dilayangkan oleh pihak Korsel yang menyebut bahwa Korut sengaja menanam dua ranjau darat di pos perbatasan, daerah Paju pada tanggal 4 Agustus lalu.
Ranjau tersebut ditanam diam-diam oleh Korut di daerah yang seharusnya netral atau zona demiliterasi, lalu meledak dan menyebabkan dua tentara Korsel terluka parah. Satu tentara harus kehilangan kakinya di lokasi kejadian, sementara kaki tentara lainnya harus diamputasi.
Menurut Komandan Angkatan Darat Korsel, Pyongyang sengaja menanam ranjau itu sehubungan dengan latihan bersama antara Korsel dan Amerika Serikat yang diadakan 26 Juli hingga 1 Agustus lalu.
Advertisement
"Ini jelas bahwa musuh kami, Korut, sengaja meletakan ranjau itu karena mereka tidak suka dengan latihan bersama Korsel dan AS," kata Komandan Angkatan Darat Brigadir Jenderal Ahn Young-ho kepada Yonhap.
"Korut sengaja meletakkan ranjau dalam kotak kayu dan menanamnya di daerah yang seharusnya netral," ungkapnya gusar.
Awalnya, Korsel tidak menyebut Korut berada di belakang ledakan ini, hingga investigasi menemukan satu ranjau lagi yang belum meledak. Sejauh ini belum ada keterangan dari pihak Korut atas tuduhan ini.
Kalau Pyongyang mengakui bahwa ini adalah perbuatannya, ini merupakan pelanggaran dari genjatan sejata.
"Kami sudah memperingatkan Korut dalam berbagi kesempatan , dan apabila tidak digubris, militer kami akan membuat Korut membayar provokasi mereka ini," ujar Brigadir Jenderal Ahn Young-ho.
PBB juga mengecam insiden ini. Dalam keterangannya persnya seperti dikutip dari IBTimes, mengatakan insiden ini melanggar perjanjian dan wajib dibicarakan oleh para pejabat senior kedua belah negara.
"Kami mengutuk kekerasan ini yang jelas melanggar perjanjian genjatan senjata. Korut telah melanggar perjanjian di paragrap 6,7 dan 8 karena telah meletakkan ranjau di mana itu adalah rute militer Korsel," tulis keterangan tersebut.
Ledakan ranjau darat ini adalah ledakan pertama setelah insiden yang sama di lokasi sama di pertengahan tahun 1960-an. (Rie/Ein)