Liputan6.com, London - Ratu Elizabeth, naik tahta saat berusia 25. Inggris pada masa itu berada di titik terendah, kelelahan berjuang untuk memulihkan diri dari kerusakan akibat Perang Dunia II. Kini, ia membuat sejarah pada Rabu (9/9/2015) sebagai monarki terlama dalam kerajaan Inggris.
Pada pukul 17.30 waktu setempat, Elizabeth yang kini berusia 89 secara resmi mengalahkan rekor monarki tertua Ratu Victoria yang memimpin Inggris selama 63 tahun, 7 bulan, 2 hari, 16 jam dan 23 menit.
Perdana Menteri Inggris David Cameron akan memimpin upacara penghormatan kepada Elizabeth.
Advertisement
"Selama 63 tahun terakhir, Yang Mulia telah menjadi penjaga stabilitas di tengah dunia yang selalu berubah. Pengabdiannya mendapat pujian tak hanya di Inggris saja, tapi di seluruh dunia," kata Cameron seperti dikutip dari Reuters.
"Ini hari yang tepat untuk kita merayakan sebuah rekor yang luar biasa, sebagaimana ia melayani rakyat dengan rahmat dan bermartabat," ucap PM Inggris.
Mereka yang dekat dengan ratu mengatakan Elizabeth sebenarnya enggan dengan perayaan ini.
Ratu yang dinobatkan pada tanggal 2 Juni 1953 kini sedang membina hubungan baik dengan Skotlandia, di mana dia sering menghabiskan liburan musim panas.
Bersama suaminya Pangeran Philip, yang telah berada di sisinya sepanjang pemerintahannya, sang ratu akan mengikuti perayaan 100 tahun pembukaan rel kereta lokomotif uap terpanjang di Inggris.
Seorang juru bicara Istana Buckingham mengatakan Ratu akan menggelar pidato publik yang langka setelah itu.
Saksi Sejarah yang Pendiam
Sebagai putri muda, Elizabeth tidak diharapkan menjadi raja sebagai ayahnya George VI -- yang mengambil alih singgasana dari kakaknya Edward VIII, yang turun takhta pada tahun 1936 untuk menikah janda Amerika Wallis Simpson.
Dia baru berusia 25 ketika ia menggantikan raja George VI yang mangkat pada 6 Februari 1952.
"Ini merupakan hal yang tak terelakkan bahwa saya harus menjadi tokoh bagi kalian semua, sebagai penerus sejarah raja dan ratu Inggris," kata Elizabeth dalam siaran televisi Natal pertamanya pada tahun 1957.
"Saya tidak dapat menyertai Anda ke tengah pertempuran. Saya tidak membuat hukum atau melaksanakannya. Tapi saya bisa melakukan sesuatu yang lain. Saya bisa memberikan hati saya dan pengabdian saya ke pulau-pulau tua seluruh Inggris Raya dan menjalin persaudaraan dengan semua bangsa. "
Semenjak menjadi Ratu, ia telah melantik 12 Perdana Menteri, dimulai dari Winston Churchill. Elizabeth juga menyaksikan 12 sejarah pergantian presiden AS, dari mulai Harry S. Truman hingga Barack Obama.
Namun, tidak semua suka dengan perayaan seremonial ini. Seorang ahli sejarah David Starke mengatakan, Elizabeth tidak pernah melakukan sesuatu atau mengatakan hal yang mengesankan.
Partai Republikan Inggris mencela diamnya Ratu di perpolitikan Inggris adalah sebuah pencapaian terbaiknya. Seharusnya perayaan ini sebagai penanda untuk reformasi, bukan hura-hura.
"Ini adalah waktu terbaik untuk masa depan Inggris untuk memilih penggantinya lewat sebuah pemilihan yang adil. Seseorang yang pantas untuk mewakili negara ini," kata Kepala Eksekutif grup Anti-monarki dari Partai Republik, seperti dikutip dari BBC. (Rie/Ein)