Liputan6.com, Washington DC - Bagi sebagian orang, tidak mendengarkan musik dalam sehari rasanya pasti ada yang kurang, terutama di masa lagu-lagu berbagai genre dan dari era manapun bisa diakses dengan 'pencetan'Â mouse.
Inilah yang mendorong perusahaan-perusahaan raksasa berusaha memproduksi alat untuk mendengarkan musik kualitas terbaik. Headphone, earphone, dan loudspeaker dijanjikan memiliki kualitas pendengaran terbaik-- berikut suara yang jernih, dan dentuman bass yang memuaskan, tercakup dalam harga yang terjangkau.
Sedangkan, headphone dari perusahaan Audeze menjadi sorotan, dengan harganya yang dibanderol $2 ribu (Rp. 30 juta) dan menjanjikan pengalaman "mendengarkan suara paling autentik di planet ini".
Advertisement
"Alasan headphone ini populer adalah kualitas menakjubkan yang kita sediakan," ungkap CEO Audeze, Sankar Thiagasamudram pada CNN, Kamis (1/10/2015).
Kembali pada tahun 2008, Thiagasamudram mulai menggagas headphone ini dengan beberapa temannya.
"Kami membuat bebera protoype dan membawanya ke acara headphone. Ada komunitas online keren bernama Head-Fi, orang-orang di sana lah yang menemukan kami dan mendorong kami membuat headphone."
Audeze telah menarik perhatian bagi penikmat lagu-lagu maupun industri musik, dengan alat-alat mewahnya.
"Kebanyakan headphone di pasaran menggunakan speaker berteknologi cone driver. Kami menggunakan jenis driver yang disebut planar," ungkap Thiagasamudram.
"Merupakan transducer berukuran sangat kecil dan tipis yang diletakkan di permukaan magnetis. Lalu akan menghasilkan suara."
Bagian diafragma headphone berukuran setebal hanya dua mikron, yakni 1/10 dari ukuran tebal rambut manusia. Karena distorsi rendah yang sangat cepat dan akurat, mendengar suara lewat headphone ini membuat orang merasa ada di dalam studio rekaman.
Tak hanya teknik pembuatan kompleks saja yang mendasari harganya yang luar biasa. Namun desainnya juga mewah, dengan bagian untuk telinga diukir tangan langsung dari kayu.
"Saya rasa ini membutuhkan kami waktu 6-7 bulan untuk menemukan kayu yang tepat," ungkap Jesse Zamora, yang membuat bagian telinga headphone di toko kayu kecil di bagian Utara Los Angeles.
Pemilihan kayunya pun tidak sekedar untuk alasan estetik, melainkan, juga mempertimbangkan pengaruhnya pada kualitas suara.
Mereka perlu menemukan kayu dengan warna yang tepat, sehingga tidak 'mewarnai' suara dari headphone. Kayu dengan rona dasar warna 'mati' pun dicari.
"Kami ingin membuatnya seindah mungkin, inilah mengapa kami memilih kayu zebra."
Perlu waktu empat hari untuk menyusun setiap headphone. Namun, penjualan jauh dari berjalan lambat. Meningkat dua kali lipat pada tahun 2014 lalu, berkat pasaran utama di AS, Jerman, dan Asia.
"Kami mengerahkan semuanya, dari teknisi suara, murid dan mahasiswa, sampai musisi. Dari Tiongkok ke Mikronesia sampai Australia."
Menurut Thiagasamudram, headphone ciptaan mereka kemungkinan merupakan yang paling akurat di dunia, dalam hal tidak ada distorsi suara. (Ikr/Rcy)