Liputan6.com, Washington DC - Presiden AS Barack Obama meminta maaf kepada Medecins Sans Frontieres (MSF) soal pengeboman yang mematikan di rumah sakit milik organisasi itu di Kunduz, Afghanistan. Meski begitu, organisasi amal yang bergerak di bidang medis ini terus mendesak pembentukan sebuah komisi independen internasional untuk menyelidiki soal ini. Mereka meyakini pengeboman itu adalah kejahatan perang.
MSF meminta komisi kemanusiaan independen itu bisa bekerja di bawah Konvensi Jenewa 1991. Beberapa waktu lalu, koalisi Amerika telah memulai 3 penyelidikan serangan udara yang menewaskan 22 orang pada Sabtu 3 Oktober 2015.
Juru Bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Obama telah menelepon Presiden MSF Internasional Joanne Liu untuk meminta maaf dan mengungkapkan belasungkawa, pada Rabu 7 Oktober 2015. Namun, ketika ditanya apakah Obama menawarkan beberapa penjelasan kepada Liu, Earnest mengatakan tidak.
Advertisement
"Dia hanya menawarkan permintaan maaf tulus dan komitmen untuk mencari tahu apa yang salah," kata Earnest seperti dikutip dari Reuters, Kamis (8/10/2015)
Dia mengatakan Obama berjanji AS akan menggelar penyelidikan yang, "Transparan dan akuntabel, menyeluruh serta obyektif. Jika perlu, presiden akan menerapkan perubahan untuk membuat tragedi seperti ini berkurang bahkan mungkin tidak terjadi lagi di masa depan."
Sementara, MSF berharap komisi akan dapat mengumpulkan fakta dan bukti dari Amerika Serikat, NATO serta Afghanistan. Begitu juga dengan kesaksian dari staf MSF dan pasien yang selamat.
Namun, MSF masih mempertimbangkan akan mengajukan tuntutan pidana untuk hilangnya nyawa dan kerusakan yang parah rumah sakit itu atau tidak. Terlebih, kejadian ini menyebabkan puluhan ribu warga Afghanistan tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan.
"Jika kita membiarkan apa yang terjadi, seolah-olah itu adalah kesalahan natural semata, ini sama saja seperti memberikan cek kosong kepada setiap negara yang berperang," kata Liu sebuah dalam jumpa pers di Jenewa.
Sebelumnya, baik Amerika Serikat maupun Afghanistan sudah menandatangani Komisi Kemanusiaan Internasional Pencari Fakta (IHFFC). Tapi Direktur Eksekutif dari MSF di Amerika Serikat, Jason Cone meminta Obama untuk menyetujui komisi imparsial.
"Menyetujui komisi adalah mengirim sinyal kuat dari komitmen pemerintah AS untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional di bawah aturan perang," kata Cone pada konferensi pers di New York.
Gedung Putih mengatakan Obama juga telah menelepon Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengungkapkan belasungkawa. Militer Amerika Serikat mengambil tanggung jawab serangan udara tersebut, dan menyebutnya sebagai sebuah kesalahan.
Sejam yang Mencekam
"Pasien kami dibakar di tempat tidur mereka, dokter, perawat, dan staf lainnya tewas ketika mereka bekerja. Rekan-rekan kami harus mengoprasi satu sama lain," kata Liu menceritakan betapa menyeramkan suasana saat serangan terjadi.
Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan pejuang Taliban telah menyerang pasukannya dan menjadikan rumah sakit itu "sebagai perisai manusia". Namun, hal ini dibantah oleh MSF.
Liu mengatakan komisi imparsial di bawah Konvensi Jenewa akan menetapkan standar internasional dalam peperangan. Hal ini diperlukan karena telah terjadi inkonsistensi antara AS dan Afghanistan.
PBB mengutuk serangan itu, tetapi mengatakan akan menunggu hasil dari AS, NATO dan Afghanistan sebelum memutuskan siapa yang bersalah. PBB juga akan mendukung penyelidikan independen.
Rumah sakit MSF di Kunduz adalah pusat kesehatan penting bagi 400 pasien termasuk beberapa Taliban yang terluka dalam pertempuran sengit pada hari-hari sebelum serangan, kata juru bicara MSF Bruno Jochum.
Koordinat GPS rumah sakit itu terus diperbarui dan telah dibagi ke semua pihak berwenang.
"Kami memiliki 8 ICU (intensive care unit) tempat tidur dengan ventilator, ini adalah peralatan kesehatan berteknologi tinggi. Jelas bahwa kami bukan rumah sakit kecil. Anda tidak bisa kehilangan itu," kata Liu.
"Hari ini kami cukup mengatakan, bahkan perang memiliki aturan." (Rie/Bob)