PBB: Serangan Bom di Rumah Sakit Afghanistan Tak Bisa Dimaafkan

NATO mengakui pasukannya mungkin adalah pelaku penyerangan rumah sakit tersebut.

oleh Muhammad Ali diperbarui 04 Okt 2015, 12:08 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2015, 12:08 WIB
20151004-RS Afghanistan
Rumah sakit di Kunduz yang terkena serangan bom terbakar. (BBC)

Liputan6.com, Kabul - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon meminta sebuah penyelidikan digelar mengenai serangan udara terhadap sebuah rumah sakit di Kunduz, Afghanistan. Sedikitnya 19 orang tewas dalam kejadian tersebut.

"Serangan udara tersebut terjadi hari Sabtu 3 Oktober 2015 dan adalah tragis, tidak dapat dimaafkan dan bahkan mungkin tergolong tindakan kriminal," kata Kepala Hak Asasi Manusia PBB Zeid Ra'ad Al Hussein yang dikutip BBC, Minggu (4/10/2015).

Lembaga sosial bidang medis, MSF mengatakan, sedikitnya 12 stafnya dan tujuh pasien tewas terkena bom. Sedangkan lebih dari 37 orang dikabarkan menjadi korban. Mereka mengalami luka berat.

"Semua indikasi saat ini menunjukan pengeboman dilakukan oleh pasukan koalisi internasional," kata MSF.

NATO mengakui pasukannya mungkin adalah pelaku penyerangan rumah sakit tersebut.

Sementara itu, militer Amerika Serikat juga menjelaskan bahwa mereka sedang melancarkan serangan udara di daerah Kunduz. Presiden AS Barack Obama menyatakan turut berbelasungkawa atas kejadian tersebut.

Tetapi dia mengatakan ia akan menunggu sampai departemen pertahanan AS selesai melakukan penyelidikan sebelum menyimpulkan apa penyebab serangan tersebut. (Ali/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya