Liputan6.com, Brussel Uni Eropa meminta Rusia untuk menahan diri agar tidak terlalu aktif dalam operasi militernya di Suriah. EU memperingatkan bahwa intervensi Negara Beruang Merah ini malah memperburuk konflik lebih dari 4 tahun.Â
Pertemuan menteri luar negeri UE di Luxemburg mengemukakan keprihatinan Suriah dan meminta Rusia menghentikan 'permainannya' agar tidak lebih banyak lagi orang kehilangan tempat tinggalnya dan menderasnya aliran pengungsi.Â
"Kami khawatir intervesi permainan Rusia memperparah situasi di Suriah, terutama penduduk sipil," kata Federica Moghrini, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (13/10/2015).
Advertisement
Perlindungan sipil menjadi prioritas internasional adalah pertama kalinya disebut dalam forum ini. UE juga mengatakan bahwa Presiden Suriah Bahsar al-Assad paling bertanggung jawab untuk kematian 250 ribu orang.
"Penyerangan kepada penduduk sipil merupakan strategi sistematik yang dilakukan oleh rezim Assad sehingga mengakibatkan ribuang orang kehilangan tempat tinggal dan ribuan orang pula direkrut ISIS," tambahnya.
Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menolak bahwa keterlibatan Moskow semakin memperburuk Suriah. Ia menegaskan bahwa sudah ada perbincangan antara Presiden Vladimir Putin dengan Putra Mahkota Arab Saudi dengan Menteri Pertahanannya, Mohammed bin Salman mengenai masalah ini.
"Operasi Rusia adalah jelas untuk melibas ISIS mencegah teroris itu membentuk negara kalifah di Suriah dan negara-negara tetangganya," jelas Lavrov. (Rie/Ein)
Â