Top 3: 6 Foto Narsis Terbaik 2015 Jadi Pusat Perhatian Pembaca

Berikut ini 3 berita yang paling menarik perhatian pembaca Liputan6.com edisi Selasa (8/12/2015).

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Des 2015, 19:15 WIB
Diterbitkan 08 Des 2015, 19:15 WIB
Top 3: 6 Foto Narsis Terbaik 2015 Jadi Pusat Perhatian Pembaca
Berikut ini 3 berita yang paling menarik perhatian pembaca Liputan6.com edisi Selasa (8/12/2015).

Liputan6.com, Jakarta - Walaupun terkadang dipandang dengan konotasi negatif, hasil selfie ternyata memberikan hiburan tersendiri bagi orang lain. Termasuk para pembaca Liputan6.com di kanal Global edisi Selasa (8/12/2015).

Artikel tentang 6 foto narsis yang dianggap terbaik sepanjang tahun ini pun menjadi yang terpopuler dan banyak menarik perhatian pembaca.

Selain itu, kisah peraih penghargaan Nobel, Christiaan Eijkman yang memiliki kaitan dengan Indonesia juga banyak dicari. Pun dengan sosok 'rekan sejawat' Nostradamus dari Balkan yang ramalan-ramalannya tentang kehidupan dipandang lebih tajam.

Selengkapnya di Top 3 Global:

1. 6 Foto Narsis Terbaik 2015

Selfie. (One Jive)

Sejak keberadaan kamera boks Kodak Brownie -- mengambil foto diri sendiri sudah dilakukan sejak tahun 1900'an. Putri kerajaan Rusia, Anastasia Nikolaevna diduga menjadi salah satu remaja yang diketahui pertama kali mengambil foto dirinya sendiri melalui cermin yang akan dikirim ke temannya pada tahun 1914.

Seiring perkembangan zaman, sebutan mengambil foto diri sendiri kini disebut selfie atau foto narsis. Mengambil foto dengan cara ini seringkali dikaitkan dengan narsisme -- terutama dalam media sosial.

Umumnya, pose selfie bersifat santai dan diambil menggunakan kamera yang diarahkan ke diri sendiri atau juga melalui cermin. Objek foto biasanya hanya si pemotret atau orang-orang yang bisa dijangkau oleh fokus kamera.

Terkait hal itu, situs Time pun merilis 6 foto narsis terbaiknya.

Selengkapnya…

2. Jejak Peraih Nobel Christiaan Eijkman di Indonesia

Christiaan Eijkman. (NobelPrize.com)

Sejak kecil Christiaan Eijkman sudah memutuskan mau menjadi dokter. Namun ketika usianya sudah cukup, keluarganya tak mampu membiayai ke sekolah kedokteran.

Dilansir dari NobelPrize.com, Eijkman remaja saat itu tak putus asa. Dia menemukan jalan lain untuk memperoleh kesempatan kuliah meraih impiannya.

Kala itu tentara kolonial Belanda butuh banyak dokter, dan ia pun mengambil kesempatan tersebut. Ia berhasil masuk studi kedokteran dibiayai pemerintah tersebut, dengan syarat mengabdi selama beberapa tahun di Hindia Belanda.

Eijkman pun memperoleh pelatihan medis dan berangkat ke daerah jajahan tersebut, untuk bekerja sebagai ahli bedah angkatan darat. Baru saja bertugas, ia terserang malaria. Setelah mengabdi 2 tahun, kondisinya tak memungkinkan untuk bekerja dan akhirnya dipulangkan untuk memulihkan diri.

Selengkapnya…

3. 'Nostradamus dari Balkan' dan 20 Ramalan Masa Depan Manusia

Baba Vanga memiliki banyak pengikut yang meyakini ramalannya (vangabond.bg)

Ini kisah seorang peramal yang namanya kembali mencuat gara-gara pernah mengeluarkan prediksi tentang sebuah pertempuran besar. Yang kini dikaitkan dengan ancaman ISIS.

Baba Vanga, namanya, tutup usia pada tahun 1996, pada umur 85 tahun. Perempuan tunanetra itu dijuluki 'Nostradamus from the Balkans' -- Nostradamus dari Balkan.

Seperti halnya Nostradamus, Baba Vanga adalah seorang peramal yang dihormati di Rusia dan sebagian Eropa. Konon, nujumnya jitu.

Ratusan nubuat atau ramalan ia hasilkan selama 50 tahun karirnya sebagai ahli nujum. Misalnya, soal bencana alam. Pada tahun 1950-an, Baba Vanga memperingatkan soal ancaman es kutub yang mencair dan kenaikan temperatur permukaan air laut, beberapa puluh tahun sebelum orang mendengar kata 'global warming' atau pemanasan global.

Selengkapnya…

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya