Dialog Korsel-Korut Berakhir Tanpa Kesepakatan

Pembicaraan di tingkat wakil menteri ini merupakan pertama kali dilakukan kedua negara selama hampir 2 tahun terakhir.

oleh Rinaldo diperbarui 13 Des 2015, 03:49 WIB
Diterbitkan 13 Des 2015, 03:49 WIB
20151020-Tawa dan Tangis Warnai Reuni Keluarga Korea yang Terpisah 60 Tahun oleh Perang-Korut
Min Ho-shik (tengah), warga Korsel bertemu adiknya Min Eun Shik, warga Korut dalam Reuni Keluarga Terpisah di Korut, Selasa (20/10). Ratusan orang memulai acara reuni sejak pecah perang antara kedua negara itu lebih dari 60 tahun lalu.(Reuters/Korea Pool)

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara dan Korea Selatan menutup momen langka mereka dalam dialog tingkat tinggi selama 2 hari yang ditujukan meredakan ketegangan lintas perbatasan tanpa mencapai kesepakatan. Tidak ada pula tanggal yang ditetapkan untuk diskusi lebih lanjut pada pertemuan yang berakhir Sabtu kemarin itu.

Media setempat dari lokasi pertemuan di area industri yang dijalankan kedua negara, Kaesong, di sisi perbatasan Korea Utara, melaporkan dialog telah berakhir tanpa pernyataan bersama. Demikian dilansir Reuters, Sabtu 12 Desember 2015).

Pembicaraan di tingkat wakil menteri, dengan perintah untuk mengatasi segala masalah antar-Korea ini merupakan pertama kali dilakukan kedua negara selama hampir 2 tahun terakhir.

Meskipun tidak ada terobosan besar yang diharapkan, muncul harapan akan beberapa kemajuan nyata dari kedua belak pihak dalam memulai kembali proyek kerja sama yang tersendat namun memiliki nilai simbolis dan keuangan yang signifikan.

Harapan Kedua Korea

Pembicaraan yang diadakan di sisi Korea Utara dari area perbatasan di area industri bersama Kaesong, adalah unsur utama dari kesepakatan yang dicapai pada Agustus lalu untuk mengakhiri kebuntuan militer.

Korea Utara menginginkan agar Korea Selatan melanjutkan wisata menguntungkan ke resor Gunung Kumgang, setelah Seoul menangguhkan tempat wisata tersebut pada 2008 setelah seorang wisatawan wanita ditembak mati oleh penjaga Korea Utara.

Pengoperasian kembali wisata tersebut akan menjadi kemenangan propaganda yang bisa dimanfaatkan oleh Kim Jong-Un, serta dapat menjadi sumber pendapatan negara yang dibutuhkan.

Di sisi lain, Korea Selatan ingin Korea Utara menyepakati reuni rutin untuk keluarga yang terpisah karena Perang Korea.

Saat ini reuni yang diadakan kurang dari sekali setahun dan hanya diikuti oleh peserta dengan jumlah terbatas padahal daftar tunggu warga Korea Selatan sudah membludak dan sebagian besar orang tua putus asa melihat keluarga mereka di Utara sebelum mereka meninggal.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya