Perusahaan Ini Beri Rp 140 Juta bagi Pengantin Baru yang Langgeng

Kalau becerai, siap-siap membayar uang itu beserta bunganya. Berani?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 14 Des 2015, 15:07 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 15:07 WIB
Pinjaman US$10.000 Untuk Pengantin Baru Yang Langgeng *OTW
Ilustrasi hubungan yang putus. (Sumber Shutterstock via GeekWire)

Liputan6.com, Seattle - Anda hendak menikah? Perlu hadiah uang senilai US$ 10.000? Coba simak cara yang ditawarkan suatu perusahaan rintisan (start up) ini.

Dikutip dari GeekWire, Senin (14/12/2015), ada beberapa langkah untuk mendapatkan uang tersebut. Ajukanlah permohonan ketika akan menikah dan langgengkanlah pernikahan tersebut.

Perusahaan SwanLuv akan menelaah hubungan pasangan, mengambil kesimpulan mengenainya, lalu memilih sejumlah pasangan untutk diberikan pinjaman hingga US$10.000 atau senilai hampir Rp 140 juta.

Kalau pasangan itu tetap langgeng hingga akhir hayat, pasangan itu tidak perlu membayar kembali uang tersebut. Namun jika bercerai, mereka harus membayar kembali pinjaman tersebut beserta bunganya.

Menurut Scott Avy, sang CEO di Swan Luv, hal ini seperti kasino suatu pernikahan. Perusahaan itu akan mempelajari statistik, melakukan survei para pasangan dan memberikan beban bunga yang lebih tinggi kepada hubungan yang lebih kuat supaya memberi perlindungan kepada perusahaan.

Ia mengatakan tidak berharap agar pernikahan berakhir dengan perceraian, tapi kenyataannya memang akan ada pernikahan yang berakhir dengan perceraian.

“Begitulah statistik. Kita harus memilih kemungkinan yang benar supaya hasilnya baik-baik saja. Tapi tentu tidak seruwet itu sampai-sampai orang malah enggan mengikutinya," kata Avy. 

Bagi para pasangan, Avy mengatakan bahwa cara ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk mempertaruhkan dirinya, daripada mengandalkan lemparan dadu.

Ia menambahkan, banyak pasangan kemungkinan akan memutuskan untuk tidak mengambil pinjaman itu. Tapi tentunya tetap menggugah pertanyaan, 'Akankah kita menikah kalau kita tidak ikutan?'

“Ini benar-benar tergantung kepada tempat keberadaan mereka di dalam hubungan tersebut. Orang mempertaruhkan hubungan yang dibangun bersama belahan jiwa…tidak terlalu sulit bagi yang mengerti akan hal itu,” katanya. 

 

Ia menyebutkan adanya sejumlah syarat dalam kontrak, misalnya kemungkinan membebankan semua utang kepada satu pihak jika pernikahan berakhir karena KDRT. Perusahaan itu juga mencoba cara menawarkan konseling gratis pernikahan.

Perusahaan itu sekarang masih berisi dua pendirinya saja, tapi Avy mengaku siap bicara dengan sejumlah besar penanam modal yang tertarik untuk membesarkan bisnis ini. Ia menolak membeberkan apakah perusahaan yang baru berusia 6 bulan ini sudah menggalang dana dari luar.

SwanLuv masih menerima permohonan dan berharap dapat melakukan pembayaran pertama pada Februari 2016, setelah selesai menggalang dana.

Perlu beberapa tahun untuk melihat keuntungan perusahaan, tapi Avy mengatakan bahwa pada akhirnya sejumlah hubungan akan putus dan ia yakin SwanLuv bisa meraih keuntungan.

Menanggapi kritik karena 'menjudikan' kehidupan orang lain, Avy mengatakan ia mengerti cara pandang itu. Namun ia mengaku hanya mendengar umpan balik positif sejauh ini.

“Orang-orang mendaftarkan diri. Kami tidak memaksa, itu semua karena pilihan," tutup Avy. (*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya