Liputan6.com, Westminister - Seorang anggota parlemen Inggris menjadi korban rasisme di Westminster, London, Inggris. Ia disangka sebagai petugas pembersih, dan diusir dari lift oleh anggota parlemen lainnya. Pelecehan itu dialaminya hanya gara-gara kulitnya yang gelap.
"Aku sedang berada di lift untuk anggota parlemen Inggris, ketika seorang anggota parlemen lain mengatakan, 'lift ini bukan untuk petugas pembersih'," ucap Dawn Butler kepada BBC, Selasa (1/2/2016).
Wanita anggota parlemen dari partai Buruh itu mengatakan, kejadian itu hanya salah satu dari begitu banyak kejadian rasisme yang dialaminya di parlemen.
Advertisement
Baca Juga
Perempuan berusia 46 tahun itu menjadi anggota parlemen pada 2005. Ia lantas terpilih lagi dalam pemilu 2015 lalu.
Dawn Butler, putri seorang imigran Jamaika kemudian menjelaskan contoh lain perlakuan rasis yang dia alami di parlemen.
Pada 2008, Butler pernah ditegur oleh seorang mantan menteri yang mempertanyakan apakah ia mendapat izin untuk berada di kawasan khusus anggota parlemen. "Lalu kujawab, 'Aku seorang anggota parlemen'," kata dia seperti dimuat dalam artikel Fawcett Society.
Sang mantan menteri menjawab, "Sekarang ini siapa saja bisa menjadi anggota parlemen."
Perlakuan rasialis yang dialami Butler menimbulkan rasa prihatin sejumlah tokoh.
"Kejadian-kejadian yang dihadapi Dawn Butler seperti itu sungguh konyol, karena dia terpilih tahun lalu. Dia juga sosok yang sering tampil dan berbicara di ruang sidang," ujar mantan Wali Kota London, Ken Livingstone.