Rasis, Iklan Produk Pemutih Kulit Thailand Ini Menuai Hujatan

Iklan produk pemutih kulit dari Seoul Secret menuai protes di media sosial karena dianggap rasis.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 09 Jan 2016, 14:03 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2016, 14:03 WIB
Iklan produk kecantikan Thailand menuai gugatan
Iklan produk kecantikan Thailand menuai gugatan (Soul Secret)

Liputan6.com, Bangkok - Thailand dikenal piawai membuat iklan-iklan yang menyentuh hati dan menguras air mata. Reklame yang inspiratif itu bahkan diyakini menggugah banyak orang untuk menghormati sesama, khususnya orangtua.

Dampaknya, ada pemenang kontes kecantikan di Thailand yang mencium kaki ibunya yang pemulung atau insinyur muda yang berlutut di depan seorang tukang sampah yang adalah sang ayah.

Namun, iklan yang satu ini tak masuk kategori itu.

Sebuah perusahaan kosmetik di Negeri Gajah Putih, Seoul Secret, bahkan memutuskan untuk menarik iklan produk pemutih kulitnya setelah diserang habis-habisan di media sosial karena dituduh rasis.

Iklan produk Snowz dibintangi artis terkenal Thailand, Cris Horwang.

"Dalam duniaku, kompetisi berlangsung sengit. Jika aku tak merawat diriku--semua yang telah aku bangun, investasiku berupa kulit putih dan terang--semua niscaya akan hancur," kata Horwang dalam narasi iklan, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (9/1/2016).

Kemudian, kulit si artis kian gelap dan segelap arang. Lalu, seorang berkulit sangat putih muncul di sampingnya. Saingannya.

Horwang kemudian menatap sedih ke arah kulitnya yang gelap. "Jika aku putih, maka aku akan menang."



Bukannya pujian, iklan itu menuai protes dan hujatan. "Aku merasa sempurna dengan kulitku yang gelap. Dan tiba-tiba kau menuduhku kalah hanya karena itu? Halo? Apa itu?" tulis seseorang dalam bahasa Thailand dalam Pantip.com.

"Mengatakan bahwa orang dengan kulit gelap sebagai pihak yang kalah adalah hal yang rasis," tulis yang lain.

Demi menjaga reputasi, Seoul Secret mengeluarkan pernyataan. "Kami sebenarnya berniat untuk menyampaikan bahwa memperbaiki diri dalam hal kepribadian, penampilan, keahlian, dan profesionalitas adalah hal penting," kata mereka.

Demam untuk memiliki kulit putih merebak di Thailand.

Hal tersebut menjelaskan mengapa produk-produk pemutih kulit membanjiri pasaran. Para perempuan di sana pun selalu berlindung dari terik matahari demi memiliki tampilan yang pucat.

Dua tahun lalu, Nonthawan 'Maeya' Thongleng terpilih menjadi Miss Thailand 2014. Komentar soal kemenangannya, mayoritas menyoroti warna kulitnya yang tak seputih kontestan lain.

 

Nonthawan


Di Negeri Gajah Putih, kulit yang gelap diasosiasikan dengan kelas yang lebih rendah atau kalangan buruh yang bekerja di bawah panas mentari.

Apalagi faktanya mayoritas kaum elite adalah keturunan Tiongkok, yang berkulit lebih terang daripada warga asli di pedesaan Thailand.

"Itu bukan masalah yang hanya menimpa Thailand, tapi juga di seluruh dunia," kata kritikus sosial, Lakkana Punwichai. "Juga mewakili isu kelas sosial di negara ini. Di mana orang berkulit lebih gelap dituduh miskin dan berasal dari pedesaan di timur laut."

Punwichai menjelaskan sebagian orang juga memandang rendah orang Kamboja, dan India hanya karena penampilan mereka.

"Namun belakangan, ada pergeseran sikap. Elite Thailand mulai memandang rendah perempuan yang putih, seperti warga Barat yang juga memandang sebelah mata pada wanita pirang."

Demam kulit putih juga melanda Korea Selatan. Padahal sejatinya orang di sana memiliki kulit yang lebih terang dibanding warga Asia lainnya. Pun di Afrika.**

Demam produk pemutih kulit melanda dunia  (Feminez)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya