Perang Kata Vulgar Hiasi Debat Partai Republik

Marco Rubio dan Ted Cruz bersekutu untuk menjatuhkan Donald Trump dalam debat ke-11 Partai Republik.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 04 Mar 2016, 17:17 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2016, 17:17 WIB
Perang Kata Vulgar Hiasi Debat Partai Republik
Perang Kata Vulgar Hiasi Debat Partai Republik (Reuters)

Liputan6.com, Detroit - Debat ke-11 capres Partai Republik AS diwarnai lontaran kata-kata vulgar. Debat untuk memikat calon pemilih tersebut diikuti oleh para kandidat, Donald Trump, Marco Rubio dan Ted Cruz.

Sasaran 'tembak' pada debat Kamis, 3 Maret 2016 itu adalah miliarder properti Donald Trump. Pengusaha tersebut memiliki elektabilitas paling tinggi di antara calon lainnya di Partai Republik.

2 Senator itu bersekutu menyerang Trump melontarkan kata-kata vulgar dan kasar. Terutama untuk isu imigrasi, catatan bisnis Trump, dan temperamennya yang kerap kali membuat gerah.

Namun, bukan Trump kalau tidak pandai bersilat lidah. Dia membalas mereka dengan memanggil Marco Rubio dengan sebutan 'Little Marco' atau 'Marko Kecil' dan 'Lying Ted' atau 'Ted si Pendusta' untuk Ted Cruz.

Keduanya membalas lebih kasar lagi. Mereka memperlakukan seakan Trump adalah bocah tukang kelahi. Di satu titik, Cruz 'menghukum' lawannya dengan mengatakan, "Hitung sampai 10, Donald, ayo hitung sampai 10," seperti dilansir dari The Guardian.

Debat yang diadakan di Detroit itu sebagai lambang dari usaha mati-matian Partai Republik untuk memenangkan kursi Gedung Putih dengan lancar. Namun, waktu seakan habis karena Trump begitu mendominasi.

Diskusi yang diharapkan substantif itu berubah menjadi ajang ejek-ejekan. Padahal, debat tersebut baru 10 menit dimulai di panggung Fox Theater.

Saling ejek ini berawal saat Rubio yang mengatakan Trump sering menyerang fisik orang lain.

Trump membalas dengan mengatakan Rubio lah yang pertama kali mengejek fisiknya. Trump mengungkit soal pernyataan Rubio yang mengejek jarinya yang kecil pada kampanye beberapa waktu lalu. 

"Tidak ada yang pernah mengejek tangan saya. Saya tidak pernah mendengarnya," ujar Trump sambil merentangkan jemarinya.

"Lihat tangan ini, apakah kecil? Dan dia--Rubio menyinggung jari saya. Jika ini kecil, maka 'yang lainnya' juga pasti kecil. Tapi, saya pastikan tidak ada masalah dengan kemaluan saya. Saya jamin," ujar Trump.

Sementara Rubio mengatakan ejekan tentang jemari itu merupakan balasan bagi Trump yang menyebutnya 'Little Marco'.

"Dia memang lebih tinggi dari saya, sekitar 6 kaki. Tapi saya tidak mengerti mengapa tangannya seperti seseorang yang memiliki tinggi 5 kaki. Kau tahu apa yang mereka katakan tentang orang berjari kecil? Jangan percayai mereka," kata Rubio dalam sebuah kampanye.

Baik Cruz maupun Rubio juga mempertanyakan kebijakan imigrasi Donald Trump karena bertentangan dengan tenaga kerja asing yang digunakan miliader itu di Mar-a-Lago resort di Palm Beach, Florida.

Cruz meminta penjelasan Trump mengapa memilih tenaga asing untuk bekerja di resor Palm Beach? Padahal, seharusnya itu bisa untuk warga AS. Miliader itu membalas, pekerjaan tersebut hanya untuk waktu jangka pendek.

"Mana ada orang AS mau kerja waktu pendek," balas Trump.

"Jadi, kami bawa orang masuk dan bawa orang keluar."

Rubio juga menyinggung mengapa pabrik baju Trump di China dan Meksiko, bukan di AS kalau benar pengusaha properti itu ingin menciptakan lapangan kerja.

"Bocah kecil ini tahu apa soal catatan pekerjaanku?" ejek Trump merespons Rubio.

"Jawabannya, Donald tidak akan melakukan itu. Dia memilih buka pabrik di Meksiko dan China karena di sana lebih banyak menghasilkan uang," tukas Rubio.

"Jangan khawatir tentang itu, karena saya akan melakukannya, Marco kecil," balas Trump.

"Kalau begitu, kami ingin mendengarnya, Donald besar," respons Rubio.

Bagaimanapun debat ini membuat mereka melupakan kepentingan partai. Baik Rubio maupun Cruz telah mengatakan mereka enggan mendukung Trump jika ia terpilih sebagai Capres AS.

John Kasich, kandidat nomor buncit setuju meski tidak mengatakan secara langsung.

"Terkadang, Trump membuat segalanya jadi sulit," tutup Kasich.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya