Niat Saksikan Gerhana Matahari Total? Ini Imbauan Ilmuwan NASA

Pengamatan gerhana matahari total harus dilakukan secara hati-hati agar tidak membahayakan mata manusia.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 08 Mar 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 17:00 WIB
20160303-Gerhana-Matahari-Total-iStockphoto
Ilustrasi Gerhana Matahari Total (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gerhana matahari total 2016 adalah peristiwa yang luar biasa yang layak diamati. Namun, pengamatan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak membahayakan mata manusia.

Nelson Reginald, ilmuwan di Goddard Space Flight Center, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), mengimbau agar masyarakat mengenakan kacamata khusus gerhana yang memiliki lapisan film yang mampu menyaring sinar matahari.

"Anda tak bisa menyaksikannya dengan mata telanjang karena sinar matahari terlalu terang," kata dia kepada Liputan6.com di @America, Jakarta.


Dia menambahkan, pastikan kacamata yang digunakan adalah kacamata khusus. "Bukan sekadar kacamata hitam," kata dia.

Dengan mengenakan instrumen pengaman mata tersebut, kita bisa menyaksikan detik-detik ketika bulan menutupi matahari.

Pada fase totalitas, yakni di mana bulan menutupi matahari secara penuh, aman untuk melepas kacamata.

Namun, Reginald menyarankan agar kacamata digunakan dari sebelum hingga sesudah gerhana berakhir.

"Dikhawatirkan, jika terlalu menikmati gerhana, orang tak menyadari tiba-tiba matahari menampakkan diri, menyorotkan sinar sangat terang, sehingga bisa menimbulkan cedera," kata dia.



Sebelumnya, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menegaskan, gerhana matahari total bukan peristiwa berbahaya yang pantas dihindari.

Namun, ia menambahkan, harus waspada saat menyaksikan fenomena alam tersebut.

Thomas juga membantah anggapan bahwa gerhana bisa membutakan mata atau bahkan memancarkan radiasi berbahaya. Ini adalah anggapan di masa lalu, khususnya saat fenomena tersebut terjadi 11 Juni 1983 lalu.

 "Ada peringatan, 'awas, hati-hati gerhana bisa membutakan mata'," kata Thomas Djamaluddin dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com.

Orang-orang pun memilih tak keluar rumah. Sebagian orang bahkan menutup jendela rapat-rapat agar tak ada celah bagi cahaya mentari menyusup ke dalam rumah.

Padahal, kata dia, gerhana adalah peristiwa yang luar  biasa. "Bahkan mungkin jadi pengalaman sekali seumur hidup."

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya