Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Usai anjlok 5,02 persen ke 6.146 pada Selasa, 18 Maret 2025 pukul 11.19 WIB.
IHSG kian tersungkur di sesi I perdagangan, ditutup turun 6,12 persen ke posisi 6.076,08. Sebanyak 616 saham melemah sehingga menekan IHSG.
Advertisement
Baca Juga
Ini jadi peristiwa trading halt perdana sejak terakhir terjadi 4,5 tahun lalu, tepatnya pada 10 September 2025. Kala itu, perdagangan IHSG jatuh 257 poin atau 5,00 persen ke level 4.891,87.
Advertisement
Tercatat BEI melakukan 7 kali trading halt pada 2020. Adapun 6 di antaranya terjadi pada Maret 2020, menyusul adanya temuan kasus terinfeksi virus Covid-19 pertama di Indonesia.
Mengutip catatan Liputan6.com, pergerakan IHSG konstan menurun pada masa-masa awal penyebaran pandemi virus corona di Maret 2020. Kejadian pertama terjadi pada 12 Maret 2020, ketika perdagangan IHSG merosot 5 persen ke posisi 4.895,74.
Setelah itu, perdagangan saham kembali dibekukan sementara untuk yang kedua kali pada 13 Maret 2020, pasca IHSG tergelincir 5 persen menuju 4.650,58.
BEI kembali menerapkan trading halt 4 hari berselang pada 17 Maret 2020. Kali ini kejatuhannya semakin dalam, yakni hingga level 4.456,09.
Trading halt kembali terjadi pada 19 Maret dan 23 Maret. Kebijakan tersebut diberlakukan pada 19 Maret lantaran harga saham gabungan turun 5 persen ke 4.113.64.
Pergerakan IHSG semakin terperosok di 23 Maret, ketika terjadi penurunan 5 persen hingga di bawah level 4.000, yakni pada posisi 3.985,07.
Suspensi terakhir pasar saham pada bulan tersebut terjadi pada 30 Maret. Pada saat itu pergerakan perdagangan saham dibekukan setelah ambles 5 persen ke level 4.318,29.
Sebab Trading Halt Kembali Terulang
Pengamat pasar modal Panin Sekuritas Reydi menilai, ada beberapa faktor yang memicu kasus trading halt kembali terulang di 18 Maret 2025.
Investor wait and see terhadap keputusan suku bunga acuan The FED (FFR) yang prediksinya hampir 99% suku bunga akan ditahan di level 4,25-4,5% untuk pertemuan besok tanggal 19 Maret 2025.
Artinya, investor akan lebih senang untuk mengamankan dananya di instrumen investasi low risk yang masih menawarkan return yang tinggi karena suku bunga masih tinggi.
Kekhawatiran investor akan berlanjut pasca keputusan suku bunga The Fed akibat terhadap kebijakan perdagangan AS yang kabarnya akan ada potensi tarif tambahan setelah pengumuman suku bunga The Fed besok.
Asing juga tercatat masih terus melakukan nett sell, kemarin asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 848 miliar, yang didominasi penjualan di sektor perbankan besar.
Advertisement
Isu Sri Mulyani Mundur
Selain itu, juga ada kabar pengunduran diri Sri Mulyani dari kursi Menteri Keuangan (Menkeu), yang dinilai juga menjadi perhatian pasar.
"Sempat beberapa hari lalu hingga pagi ini ada isu mengenai pemberitaan bahwa Menteri Keuangan Sri Mulyani akan mengundurkan diri, dan kabarnya semakin santer didengar, tapi hari ini nampaknya sudah ada tepisannya walau belum resmi," kata Reydi.
