Liputan6.com, Rio de Janeiro - Mantan Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva didakwa dalam penyelidikan kasus suap yang dipimpin oleh jaksa negara bagian Sao Paulo. Langkah tersebut diambil dalam rangka mengintensifkan pengawasan dari politisi yang tengah dalam pantauan kasus korupsi federal pada pekan lalu.
"Jaksa menempatkan mantan Presiden Brasil Luiz InĂ¡cio Lula da Silva di bawah penyelidikan resmi Rabu 9 Maret," demikian dilaporkan media pemerintah seperti dikutip dari CNN, Kamis (10/3/2016).
Baca Juga
"Kantor kejaksaan Sao Paulo menjatuhkan sanksi tuduhan terhadap Lula," kata kantor berita negara Agencia Brasil. "Kasus tersebut harus diterima oleh hakim agar bisa diproses".
Advertisement
Baca Juga
Jaksa federal telah menuduh Lula da Silva terlibat dalam skema suap yang melibatkan perusahaan minyak milik negara Petrobras, saat dia menjabat sebagai Presiden Brasil dan setelahnya. Ia menghadapi beberapa tuduhan, termasuk pencucian uang.
Kendati demikian, ia bersikukuh membantah tuduhan tersebut.
Penggeledahan
Sebelumnya, polisi menginvestigasi Lula da Silva dan menggeledah rumahnya pada Jumat 4 Maret.
Pada Rabu 9 Maret, pengacara dan lembaga yang Lula da Silva dirikan mengkritik cara pemerintah menangani kasus tersebut. Menuduh jaksa membiaskan kasusnya.
Dilansir dari Reuters, seorang juru bicara jaksa menolak untuk membeberkan tuntutan tersebut. Namun penyelidik negara mengatakan mereka menduga keluarga Lula memiliki sebuah apartemen mewah di tepi pantai di kota Guaruja.
Jaksa Cristiano Zanin Martins mengatakan kepada media pemerintah bahwa penyelidikan tidak memihak dan merupakan hasil dari "kesengajaan untuk menodai citra Lula."
Pihak berwenang menduga perusahaan konstruksi memberikan hadiah besar untuk eksekutif Petrobras dan politisi terkait, dalam pertukaran untuk kontrak yang menguntungkan. Penyidik tengah menganalisis apakah dana tersebut digunakan untuk membayar kompleks mewah dan rumah yang diyakini digunakan oleh Lula da Silva.
Mereka juga menyelidiki pembayaran, sumbangan ke Lula Institute dan biaya lain yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan konstruksi itu untuk mantan Presiden Brasil tersebut.
Lula Institute menyebut pemerintah berbuat sewenang-wenang, ilegal dan tidak dapat dibenarkan.
"Lula da Silva tidak pernah menyembunyikan aset atau menerima manfaat yang tidak semestinya . Baik sebelum, selama atau setelah menjadi presiden. Satu-satunya tujuan... adalah membuat mantan presiden Brasil itu malu di depan publik," kata perwakilan institut terkait penyelidikan anti-korupsi yang dikenal sebagai Lava Jato.
Penyelidikan ekstensif ini mengancam salah satu politisi paling terkenal dan paling dihormati Brasil.
Lula da Silva membantu mendirikan Workers' Party atau Partai Buruh di awal 1980-an, kemudian berhasil menduduki kursi di legislatif nasional Brasil dalam dekade itu. Dia kalah 3 kali dalam pertarungan menjadi presiden, sebelum akhirnya menang pada pemilihan tahun 2002.
Ia menjabat dua periode sebagai Presiden Brasil, dari Januari 2003 hingga tahun 2011. Pejabat partai berharap dia akan mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada 2018.