Pembajak Egypt Air Bolehkan Wanita dan Anak-anak Keluar Pesawat

Pembajak Egypt Air meminta polisi untuk menjauh dari area pesawat mendarat.

oleh Adanti Pradita diperbarui 29 Mar 2016, 14:18 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2016, 14:18 WIB
20160329-Dibajak, Pesawat EgyptAir Dipaksa Mendarat di Siprus-Siprus
Petugas melakukan penjagaan di dekat pesawat EgyptAir, yang membawa 55 penumpang dan tujuh kru, di Bandara Larnaca, Selasa (29/3). Pesawat yang bertolak dari Alexandria menuju Kairo itu dibajak dan dipaksa mendarat di Siprus. (REUTERS/Yiannis Kourtoglou)

Liputan6.com, Siprus - Para penumpang wanita dan anak-anak pesawat Egypt Air kini sedang dikuasai oleh pembajak bersenjata telah diperbolehkan turun dari pesawat di bandara Larnaca, Siprus.

Dilansir dari mirror, pihak otoritas setempat sebelumnya melakukan negosiasi dengan pembajak. Pembajak menginstruksikan polisi untuk menjauh dari area landasan agar para penumpang wanita dan anak-anak bisa keluar dari pesawat.

Beberapa penumpang sudah terlihat keluar dari pesawat Egypt Air membawa bagasi mereka.

 

Sebuah maskapai komersil Egypt Air telah dibajak. Saat itu burung besi terbang dari Alexandria ke Kairo.

Menurut sejumlah laporan, pesawat itu membawa bom. Setidaknya ada 1 pembajak membawa senjata dan memaksa maskapai itu untuk mendarat di Siprus.

Menurut juru bicara Egypt Air, maskapai berjenis Airbus A320, membawa 82 penumpang.

Burung besi bernomor penerbangan MS 181 itu seharusnya mendarat di Kairo pada pukul 7.15 pada Selasa (29/3/2016). Namun, salah seorang pembajak memaksa untuk mendarat di Bandara Larnaca, Siprus. Ia mengancam pilot bahwa tubuhnya telah dipasang bom, seperti dilansir dari Bloomberg.

"Egypt Air dengan 82 penumpang mendarat di Bandara Larnaca, kami masih menunggu tanpa kepastian setelah ini," tulis juru bicara maskapai.

Sementara, menurut Androulla Vassilou, mantan komisioner Uni Eropa yang tengah berada di Siprus menulis dalam Twitternya kondisi bandara cukup mencekam dan berjanji akan membebaskan sandera.

"Para penyandera meminta polisi pergi, karena mereka berencana membebaskan anak-anak dan wanita," tulis Vassilou.

Pejabat di Siprus mengatakan, pembajak lebih dari 1 orang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya