Liputan6.com, Swiss - Panen spageti dilaporkan sedang berlangsung di Ticino, Swiss. Tampak di layar televisi, seorang perempuan yang cermat memetik helaian pasta itu dari pohon, meletakkannya di baskom bambu, lalu mengeringkannya di bawah sinar matahari.
Mi Italia segar juga bisa langsung dihidangkan, dicampur bumbu-bumbu dan minyak zaitun.
"Bagi mereka yang menyukai makanan itu, spageti yang ditanam sendiri tak ada tandingannya," kata sang narator, Richard Dimbleby, seperti dikutip dari BBC yang Liputan6.com muat Jumat (1/4/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dimbleby juga menjelaskan bahwa Maret adalah masa-masa kritis bagi para petani spageti di seantero Eropa. Sebab, bunga es di awal musim dingin bisa merusak rasa hasil panen mereka.
Dia menambahkan, spageti bisa tumbuh dengan panjang yang sama berkat kerja keras para petani dari generasi ke generasi.
Tentu saja itu tak benar. Namun, dokumenter soal itu ditayangkan dalam program Panorama, stasiun berita Inggris terkemuka, BBCÂ edisi 1 April 1957.
Karena spageti belum dikonsumsi secara luas di Inggris, masih jadi makanan 'eksotis', banyak pemirsa yang tertipu. Saking penasarannya mereka mencari tahu bagaimana caranya bisa mendapatkan bibit tanaman itu dan menumbuhkannya.
Jawabannya, "Letakkan spageti kering di kaleng tomat dan berharap yang terbaik," demikian dikutip dari Mirror kala itu.
Lainnya, yang tahu itu tipuan belaka, mengkritik keras BBC, karena menyiarkan lelucon di program serius yang biasanya merupakan tayangan faktual. Bagaimanapun, apa yang dilakukan BBC menjadi pemula. Setelahnya, lelucon media saat April Mop kerap dilakukan.