Protes Teror Brussel, 7 Ribu Orang Membisu di Jalanan

Sebuah tugu peringatan sementara pun dibuat di depan kantor bursa saham Brussels, yang juga akan dilewati para pendukung aksi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Apr 2016, 17:45 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2016, 17:45 WIB
20160417-Ribuan Warga Brussels Pawai Menentang Teror dan Kebencian-Belgia
Sekitar 7.000 orang turun ke jalan di Brussels dalam pawai melawan teror dan kebencian, Belgia, Minggu (17/4). Aksi yang berlangsung dengan tenang dan ‘tanpa suara’ ini untuk menunjukkan persatuan usai serangan teroris di Brussels. (REUTERS/Yves Herman)

Liputan6.com, Brussel - Sekitar 7.000 orang memenuhi jalanan ibukota Belgia, Brussel, dalam aksi pawai untuk menentang teror dan kebencian.

Aksi yang digelar pada Minggu 17 April 2016 waktu setempat itu juga diikuti oleh warga yang sempat terperangkap ketika teror bom bunuh diri terjadi di bandara dan di stasiun kereta api bawah tanah, yang menewaskan 32 orang.

Pawai protes teror Brussel itu dilaporkan berlangsung dengan tenang dan 'tanpa suara'. Mereka membisu bersama-sama di jalanan.

Aksi ini awalnya akan digelar sepekan setelah serangan pada tanggal 22 Maret, namun pihak berwenang meminta agar ditunda karena masih adanya ancaman keamanan.

Selain keluarga korban dan mereka yang terkena dampak serangan, perawat dan karyawan bandara juga ikut dalam pawai yang melewati kawasan Molenbeek -- tempat tinggal sejumlah pelaku teror di Brussel dan serangkaian serangan bom di Paris tahun lalu, yang menewaskan 130 orang.

Sebuah tugu peringatan sementara pun dibuat di depan kantor bursa saham Brussel, yang juga akan dilewati para pendukung aksi.

"Ketika sesama warga, penduduk sipil yang tidak berdaya, dibunuh dalam serangan pengecut, semua warga sebaiknya berdiri untuk mengungkapkan rasa muak dan solidaritas," kata seorang penggerak aksi, Hassan Bousetta seperti dikutip dari BBC, Senin (18/4/2016).

Teror Belgia di bandara Brussel dan stasiun metro terjadi pada 22 Maret lalu. Sementara teror Paris pada 13 November tahun 2015. Keduanya diklaim didalangi oleh militan ISIS.

Aparat keamanan Belgia sudah melakukan sejumlah penangkapan dalam beberapa pekan belakangan. Namun pihak berwenang Eropa mendapat kritik, karena dianggap gagal dan tidak menggunakan kesempatan untuk mencegah aksi teror di Brussel maupun Paris.

Tak lama setelah teror, Menteri Perhubungan Belgia, Jacqueline Galant bahkan mengundurkan diri karena dituduh mengabaikan kelemahan keamanan di bandara Brussel sebelum serangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya