Gunung Purba Bangkit dari 'Tidur' 31.000 Tahun, Ancam Roma?

Colli Albani, nama gunung itu, sudah lama diyakini punah. Belakangan, ia dipastikan bangkit dari tidur panjang.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Jul 2016, 07:15 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2016, 07:15 WIB
Colli Albani
Colli Albani sudah lama diyakini punah. Belakangan, ia dipastikan bangkit dari tidur panjang (Wikipedia).

Liputan6.com, Roma - Kompleks perbukitan yang terletak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Roma, Italia, ternyata adalah sebuah gunung purba.

Tak ada data historis soal letusannya, kapan dan bagaimana dampaknya. Colli Albani, nama gunung itu, sudah lama diyakini punah.

Namun, siapa sangka, gunung itu kini menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya.

Tim peneliti dari National Institute of Geophysics and Volcanology di Roma menguak fakta bahwa Colli Albani dalam kondisi hidup dan 'sehat'. Ia hanya tak sering erupsi.

Analisis dari batuan dari gunung tersebut mengungkap sejarah masa lalu erupsinya, yang terjadi ketika Colli Albani memasuki fase erupsi setiap 31 ribu tahun atau lebih.

Dipimpin ahli vulkanologi Fabrizio Marra, tim peneliti melacak aktivitas Colli Albani melalui data satelit dan observasi darat terkait gerumbulan gempa (earthquake swarm) dan ventilasi uap.

Tim menemukan, di daerah di mana saluran uap muncul, tanah di bawah gunung menggembung 2 milimeter per tahun.

Lebih dari itu, para peneliti juga menemukan bahwa ketinggian area tersebut meningkat sekitar 50 meter selama 200 ribu tahun terakhir. Itu menunjukkan bahwa magma telah memasuki retakan di bawah gunung.

Menurut para peneliti, magma tak menggelegak ke permukaan akibat dicegah oleh tanah yang mengelilingi retakan tersebut hingga sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Meski demikian, tekanan baru dari gerumbulan gempa sekitar Roma, yang berlangsung antara 1991 hingga 1995 -- diduga menunjukkan pergerakan tanah di sekitar retakan.

Fakta tersebut, dengan dikombinasikan siklus letusan gunung tiap 31 ribu tahun, menunjukkan tanda-tanda Colli Albani akan erupsi pada masa yang akan datang.

Untungnya, kata Marra, gunung itu diperkirakan tak akan membangun tekanan yang bisa membuatnya erupsi -- setidaknya dalam waktu hingga 1.000 tahun mendatang. Masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi malapetaka.

"Kami memperkirakan dalam tahap-tahap awal, ia tak akan eksplosif. Namun, gunung itu akan berevolusi seiring waktu," kata Marra, seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (19/7/2016).

Jika sampai meletus, Colli Albani bisa memiliki kekuatan merusak seperti erupsi dahsyat Gunung Vesuvius yang membumihanguskan Pompeii pada 79 Masehi.

Sejumlah fosil manusia yang terkumpul yang telah diawetkan oleh para arkeolog di Napoli, Italia, Selasa (13/10/2015). Hal ini dilakukan karena tulang - tulang dari warga Pompeii ini sudah sangat rapuh. (REUTERS/Alessandro Bianchi)



Erupsi berpotensi memicu kepulan awan vulkanik dan mengirimkan hujan batu di kota terdekat. Roma diperkirakan akan menjadi wilayah terdampak terparah jika angin bertiup ke arah yang tepat.

Sudah dua dekade lalu para ahli geologi curiga, ada hal tak beres yang terjadi di sekitar Colli Albani saat mereka memperhatikan bukit di sana meningkat ketinggiannya secara tak terduga.

Temuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal Geophysical Research Letters.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya