Liputan6.com, Munich - Jumat petang yang sibuk di Distrik Moosach, Munich, Jerman. Matahari di pertengahan musim panas sudah mulai redup, sejumlah orang yang pulang kerja mampir ke pusat perbelanjaan Olympia-Einkaufszentrum, untuk membeli perbekalan atau menyenangkan diri.
Sesaat sebelum jarum jam menunjuk ke pukul 18.00, suara tembakan pecah.
Seorang pria berpakaian hitam sekonyong-konyong memuntahkan tembakan ke sejumlah orang yang berada di luar restoran cepat saji McDonald's yang terletak di Hanauer Street.
Rekaman yang diposting di internet menunjukkan, para pejalan kaki berjalan lambat mengarah ke pria tersebut, tanpa menyadari bahaya menjelang. Mereka baru sadar setelah pelaku mengangkat senjata dan melepaskan tembakan.
Panik pun terjadi. Orang-orang berteriak dan berlarian ke segala arah, berusaha menyelamatkan diri, ketika pelaku memberondongkan sekitar 20 peluru.
Pelaku kemudian menyeberang jalan menuju pusat perbelanjaan. Ia kemudian mengeluarkan tembakan di dalam Mal Olympia-Einkaufszentrum -- yang letaknya hanya 1 kilometer jauhnya dari stadion dan kampung atlet yang menjadi target teror di tengah penyelenggaraan Olimpiade 1972.
Akibat perbuatannya itu, 9 orang tewas dan 16 lainnya terluka akibat insiden tersebut -- termasuk sejumlah remaja dan anak-anak.
Awalnya diperkirakan pelaku berjumlah tiga orang, namun belakangan diyakini jumlah penembak hanya satu orang.
Jasad pelaku kemudian ditemukan di sisi jalan, berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi penembakan, pada pukul 20.30 waktu setempat, diduga akibat luka tembak di kepala yang dilakukannya sendiri.
"Kami menemukan seorang pria yang membunuh dirinya sendiri. Kami mengasumsikan dia adalah satu-satunya penembak," kata Kepolisian Jerman dalam akun Twitternya, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (23/7/2016).
Adu Mulut dengan Saksi
Sebelum akhirnya menembak diri sendiri, pelaku sempat beradu mulut dengan seorang saksi, dalam Bahasa Jerman.
"Karena (orang-orang seperti) kamu aku di-bully selama 7 tahun," kata si penembak menanggapi teriakan saksi.
"...dan sekarang aku harus membeli senjata untuk menembakmu," tambah dia.
Pelaku yang namanya belum teridentifikasi sempat melontarkan hinaan untuk orang Turki.
Lalu, kepada saksi yang mengucapkan umpatan yang ditujukan pada orang asing, pelaku menjawab, "Aku orang Jerman." Beberapa saat kemudian, setelah adu mulut, ia kembali meneriakkan, "Aku lahir di sini...Aku tumbuh besar di sini di area Hartz 4."
Polisi menyebut, tersangka penembakan adalah pemuda 18 tahun dengan kewarganegaraan ganda, Jerman dan Iran, yang tinggal di Munich. Pelaku tak punya catatan kriminal. Hingga berita ini diturunkan, belum jelas apa motif di balik tindakannya itu.
Advertisement
Bisa jadi penembakan tersebut adalah ekspresi luapan kemarahan, bukan aksi teror. Sejumlah polisi dikerahkan ke apartemen pelaku untuk melakukan penyelidikan.
Seorang saksi mata yang bersembunyi di dalam kamar mandi bersama anaknya mengaku mendengar pelaku berseru dalam Bahasa Arab.
"Saya tahu itu karena saya sendiri adalah seorang muslim," kata perempuan tersebut "Saya mendengarnya dan hanya bisa menangis."