Liputan6.com, Washington DC - Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, pada Selasa 30 Agustus 2016 mengumumkan bahwa dirinya akan bertemu Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto.
Pertemuan yang rencananya akan dilaksanakan di Meksiko pada Rabu 31 Agustus 2016 waktu setempat, diumumkan Trump hanya beberapa jam sebelum ia menyampaikan pidato yang berfokus pada kebijakan imigrasi.
"Aku telah menerima undangan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto dan sangat tak sabar untuk bertemu dengannya besok," tulis pria kelahiran 14 Juni 1946 itu dalam Twitter.
Advertisement
Kantor Kepresidenan Meksiko juga telah mengonfirmasi rencana pertemuan Trump dan Pena Nieto yang akan dilakukan secara tertutup.
"Beberapa hari lalu, Presiden @EPN telah mengundang kedua calon Presiden AS untuk berdiskusi tentang hubungan Meksiko dan Amerika Serikat. Mr @realDonaldTrump telah menerima undangan tersebut dan akan bertemu secara tertutup dengan Presiden @EPN," jelas Kantor Kepresidenan Meksiko dalam Twitter.
Rencana kunjungan itu pun menghebohkan banyak pihak. Pasalnya, baik Trump maupun Pena Nieto beberapa kali terlibat 'perang' kata-kata.
Dalam sebuah wawancara dengan harian Meksiko, Excelsior, Pena Nieto menyebut cara berpidato Trump terdengar 'kasar dan tak menyenangkan'. Dia menambahkan, "Itu cara yang dilakukan Mussolini (pemimpin fasis Italia) dan Hitler."
Sementara itu, Trump beberapa kali melontarkan tuduhan tak berdasar bahwa pemerintah Meksiko sengaja mengirim 'warga buangan' ke Amerika Serikat. Ia menyebut, imigran Meksiko merupakan penjahat dan pemerkosa.
"Ketika Meksiko mengirim warganya, mereka tak mengirim yang terbaik. Mereka mengirim orang yang memiliki banyak masalah dan membawa masalah itu kepada kita. Mereka membawa narkoba, kriminalitas. Mereka adalah pemerkosa. Dan beberapa, aku menganggap, adalah orang-orang yang baik," ujar Trump seperti dikutip dari CNN, Rabu (31/8/2016).
Donald Trump pernah berkata bahwa jika terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat, ia akan membangun tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko untuk mencegah para migran masuk ke Amerika secara ilegal.
Taipan bisnis asal New York itu juga menegaskan bahwa Meksiko akan membayar dinding perbatasan itu.
Namun, Presiden Pena Nieto tak menggubris hal tersebut. Ia berkata bahwa tak ada rencana di mana Meksiko akan membayar tembok seperti itu.