Donald Trump: Soal Isu Suriah, Putin Lebih Cerdas dari Hillary

Keduanya berseberangan soal isu Irak dan Suriah. Trump tak segan mengatakan bahwa presiden Rusia jauh lebih cerdas dibanding Hillary.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Okt 2016, 11:54 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 11:54 WIB
Debat Capres Terakhir
Dua calon presiden Amerika Serikat mendatang, Hillary Clinton dan Donald Trump saat debat capres AS ketiga dan terakhir di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). (REUTERS/Lucy Nicholson)

Liputan6.com, Nevada - Isu kebijakan luar negeri mewarnai sejumlah segmen dalam debat capres Amerika Serikat (AS) ketiga sekaligus terakhir yang berlangsung di University of Nevada, Las Vegas. Debat kali ini dipimpin oleh Chris Wallace, pembawa berita sekaligus komentator politik Fox News.

Oleh Wallace, kedua capres AS, Hillary Clinton dan Donald Trump ditanya seputar langkah apa yang akan dilakukan untuk memastikan bahwa ISIS tidak akan 'bersisa' ketika Kota Mosul yang menjadi benteng pertahanan mereka di Irak dapat direbut kembali.

"Aku berharap bahwa kerja keras yang telah dilakukan oleh penasihat politik AS akan mampu mengatasi persoalan tersebut tapi seperti yang kita tahu bahwa dibutuhkan lebih banyak langkah untuk dilakukan," jawab Hillary.

Dan ketika tiba giliran Trump, taipan properti itu pun mengatakan bahwa tak ada ISIS di Mosul.

"Mosul sangat menyedihkan. Sekitar tiga bulan lalu, aku membaca bahwa mereka akan memulai serangan," kata Trump seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (20/10/2016).

Miliarder itu menyatakan bahwa sebenarnya ISIS telah meninggalkan Mosul. Ia lantas mengatakan bahwa kebijakan pemerintahan Barack Obama saat ini menunjukkan kebodohan AS.

Sementara Trump beberapa kali menyebut negaranya bodoh ia justru memuji Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Hillary tidak suka Putin karena Putin jauh mengunggulinya dalam setiap hal. Putin jauh lebih cerdas dibanding Hillary dalam isu Suriah," ungkap suami Melania Trump itu.

Trump menuding satu-satunya alasan pasukan Irak menyerang Mosul adalah karena Hillary tengah mencalonkan diri sebagai presiden.

"Dia ingin terlihat tangguh," tegas capres AS asal Partai Republik tersebut.

Menurut Trump, pertempuran yang tengah berlangsung di Mosul akan dimenangkan Iran. Ia tak menjelaskan dasar pemikirannya ini.

Hillary lantas memaparkan bahwa rivalnya itu bertindak seakan-akan tidak pernah mendukung kebijakan invasi AS ke Irak. Trump segera membantahnya.

"Kenapa ini penting? Karena dia tidak bicara jujur. Sementara sekarang dia memberi kuliah tentang Mosul, kota Sunni di perbatasan dengan Suriah dan ya setelah bin Laden sekarang kita harus memburu al-Baghdadi," ungkap Hillary.

Hillary pun menyinggung kebijakan Trump soal isu imigrasi di mana miliarder itu tak akan mengizinkan para pengungsi masuk ke AS.

"Aku tak akan menutup pintu bagi anak-anak dan perempuan. Foto bocah di Aleppo di mana wajahnya berlumuran darah begitu mengerikan. Kita akan memeriksa mereka (imigran) dengan hati-hati dengan tidak mengesampingkan masalah internal terkait ISIS," kata dia

Perang pembebasan Kota Mosul saat ini tengah berlangsung. Pasukan Irak dan militan Kurdi Peshmerga yang didukung militer AS tengah berusaha memasuki kota terbesar kedua yang direbut ISIS pada Juni 2014 lalu.

Kurang lebih 100 pasukan koalisi yang juga melibatkan militer AS akan berperang menghadapi sekitar 7.000 anggota ISIS di Mosul. Demikian laporan CNN.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya