Mitos Hingga Ramalan, Ini 5 Hal 'Gila' Terkait Gerhana Bulan

Kurangnya informasi mengenai fenomena alam, gerhana bulan, membuat masyarakat kuno menghubungkan kejadian tersebut dengan malapetaka.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 06 Nov 2016, 21:50 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2016, 21:50 WIB
20150927-Keindahan Fenomena Langka Gerhana Bulan Merah Hiasi Langit
Fenomena alam Supermoon terlihat di atas langit Brighton, Inggris, Minggu (27/9). Gerhana Bulan Supermoon (Bulan merah darah) kembali menampakkan keindahannya setelah 18 tahun tidak terjadi. (REUTERS/Toby Melville)

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan gerhana bulan ataupun bulan purnama sering dikait-kaitkan dengan bencana atau pun terjadinya hari akhir atau kiamat.

Seperti salah satunya yang diramalkan akan terjadi pada 27 September 2015 lalu yang bertepatan dengan terjadinya gerhana bulan merah (Blood Moon).

Ada yang berbeda dari tampilan gerhana bulan itu. Akibat posisi orbit bulan yang sangat dekat dengan Bumi, satelit itu terlihat berkali-kali lipat lebih besar dari biasanya.

Belum lagi warna merah juga akan membayang dari bulan, membuat satelit Bumi itu terlihat seperti berdarah. Bagi orang awam yang tidak mengetahui bagaimana proses terjadinya hal fenomena alam ini, gerhana bulan total dianggap sebagai suatu pertanda akan datangnya kiamat.

Seperti dikutip dari Heavy.com, Minggu (6/11/2016), ada beberapa mitos mengenai gerhana bulan yang populer di kalangan masyarakat dunia.

Berikut selengkapnya 5 mitos populer mengenai gerhana bulan.

1. Gerhana Bulan Merah Satu-Satunya dalam 18 Bulan.

Fenomena 'Red Moon' dan 'Supermoon' kali ini disertai gerhana bulan total.

Gerhana bulan terjadi setidaknya 4 kali selama 2015, di mana yang terakhir terjadi pada 27 September tahun itu. 'Keanehan' terjadi kala itu, bulan yang berbentuk lebih besar dari biasanya itu berwarna merah. Seperti merah darah.

Bagian dari gerhana bulan ini memicu timbulnya banyak teori kiamat. Dugaan tersebut muncul karena 4 gerhana bulan terjadi hanya dalam kurun waktu 18 bulan.

Hampir setiap 6 bulan sekali, gerhana bulan terjadi, dan yang ke-empat merupakan yang terbesar (supermoon) dan dikenal dengan sebutan bulan 'perigee' karena letak orbitnya yang sangat dekat dengan Bumi.

Gerhana bulan berdarah itu merupakan yang pertama kalinya setelah terakhir terjadi pada 1982.

Kiamat

2. Ramalan Kiamat Gerhana Bulan

Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Seorang pendeta gereja Cornerstone Church di San Antonio, Texas, John Hagee, menulis sebuah buku bertajuk 'Four Blood Moons: Something Is About to Change'.

Bukunya bertuliskan tentang prediksi yang mengaitkan keempat gerhana bulan dengan akhir dunia yang dikisahkan dalam Injil.

Dia mengatakan bahwa gerhana bulan itu merupakan pertanda dari surga, di mana Injil mengatakan bahwa bulan akan berubah menjadi merah sebelum datangnya The Lord.

"Pertanda dari Tuhan, sangat jelas sekali Tuhan mengatakan 'aku datang'. Selama ini kita salah mengartikannya." kata Hagee.

Setelah itu pendeta tersebut meramalkan kiamat akan segera datang menghancurkan peradaban manusia, akan terjadi pada April 2014 dan Oktober 2015.

Berkaitan dengan Masa Lalu

3. Berhubungan dengan masa lalu

Fenomena bulan purnama yang terjadi Minggu malam (13/07/14) merupakan   salah satu peristiwa astronomi yang dinanti (REUTERS / Carlo Allegri).

Pada zaman kuno bulan purnama dan gerhana dihubung-hubungkan dengan malapetaka. Beberapa orang percaya hal ini disebabkan oleh dekatnya bulan dengan Bumi ketika gerhana terjadi dan menyebabkan satelit tersebut 42 persen lebih 'kuat' dari biasanya.

Walaupun begitu, penelitian dari laporan ini menunjukkan bahwa fenomena alam tersebut tidak memberikan dampak yang dapat menimbulkan bencana alam seperti gempa atau tsunami.

Jadi mengapa orang berpikir bahwa gerhana bulan dapat memicu terjadi bencana? Jawabannya sederhana. Karena manusia kala itu hanya mengikuti pola dan tidak memiliki akses informasi seperti zaman sekarang.

Purnama dan Kegilaan

4. Gerhana dan Purnama dapat membuat seseorang gila

Tak hanya berteriak seperti orang gila, para pengguna narkoba jenis baru, flakka juga bertingkah seperti zombie yang siap memakan manusia.  (Foto: harborvillageflorida.com)

Beberapa abad yang lalu, orang-orang berpikiran bahwa bulan purnama ataupun gerhana dapat membuat seseorang menjadi gila.

Seperti di Inggris, orang-orang akan meningkatkan pertahanan terhadap pembunuhan pada malam bulan purnama, sedangkan pasien di rumah sakit London akan diikatkan ke tempat tidur mereka.

Bahkan Hippocrates percaya bahwa 'dewi bulan' akan turun pada saat itu dan dapat menyebabkan seseorang menjadi gila dan menakutkan.

Bahkan mitologi mengenai manusia serigala pun juga ditandai dengan berubahnya seseorang menjadi binatang buas saat bulan purnama. Tapi, menurut laporan dari Livesience menyebutkan bahwa tidak ada statistik yang mengatakan kegilaan dan bulan purnama atau pun gerhana memiliki persamaan.

'Ocehan' Netizen

5. Netizen 'senang' meramal kiamat

Banyak orang yang mempercayai bahwa dunia benar-benar akan berakhir pada hari tersebut (Livescience.com).

Saat suatu fenomena alam terjadi dan terlihat tak biasa atau aneh, banyak netizen dunia maya yang mencoba memberikan komentar negatif yang mengandung ketakutan.

Seperti salah satunya yang terjadi pada Agustus 2015. Kala itu pasar modal turun drastis dan beberapa orang mengaitkan hal tersebut dengan gerhana bulan dan kiamat. Akibatnya banyak netizen yang menjadi 'gila' dan mulai berkomentar di dunia maya.

Namun tidak semua orang memilih untuk mempercayai hal tersebut. Mereka menganalisa kejadian yang sama pernah terjadi pada 2003 dan 2004 dan tidak terjadi apapun kala itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya