Donald Trump Menang, Negara Bagian California AS Ingin Merdeka

Permintaan itu bukan tanpa alasan. California disebut-sebut sebagai negara bagian terkaya di AS dan ke-6 di dunia.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Nov 2016, 20:41 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2016, 20:41 WIB
Donald Trump
Gaya sisiran rambut Donald Trump memang unik dan dimaksudkan untuk menutupi kebotakan di sejumlah bagian kepala. (Sumber New York Daily News)

Liputan6.com, Sacramento - Amerika Serikat telah memilih Donald Trump menjadi Presiden AS dalam sebuah kemenangan yang bersejarah. Pengusaha nyentrik itu telah menyapu bersih negara bagian kunci untuk mengalahkan Hillary Clinton meraih suara mayoritas electoral college.

Termasuk Pennsylvania yang secara tradisional memilih Demokrat. Namun, kali ini terbuai oleh kampanye Trump, negara yang tengah dirundung kelesuan ekonomi itu berpaling.

Namun, masih ada yang setia dengan Hillary: negara bagian California. States paling kaya dengan suara electoral tertinggi (55) bulat mendukung Nyonya Clinton.

Terkait dengan kemenangan Trump, negara berlambang beruang hitam itu pun membuat pemikiran untuk merdeka memisahkan diri dari AS. Terinspirasi Brexit, British Exit, Sacramento menyebut dirinya Calexit atau California Exit. Demikian dikutip dari Mashabel, Rabu (9/11/2016).

Permintaan itu bukan tanpa alasan. California disebut-sebut sebagai negara bagian terkaya di AS dan ke-6 di dunia.

"Mungkin inilah jawabannya, #Calexit," tulis akun Stuart di Twitter.

Sementara pengguna bernama Valerie mengatakan, "California harus pisah. Kami negara bagian terkaya di AS dan cukup kuat untuk menjadi negara merdeka."

Ide Calexit ini awalnya sekedar lelucon Twitter. Satu kelompok, Yes California Independence Campaign, sebenarnya tengah menggelar acara di Sacramento pada Rabu dengan harapan mendapatkan dukungan untuk ide.

"Dalam pandangan kami, Amerika Serikat mewakili begitu banyak hal yang bertentangan dengan nilai-nilai California, dan kenegaraan kita. Itu berarti California akan terus mensubsidi negara-negara lain sehingga merugikan kita sendiri, dan merugikan anak-anak kita," kata manifesto mereka, yang ditulis sebelum perolehan suara electoral keluar hasilnya.

Namun, tidak ada negara bagian yang memisahkan diri dari AS sejak Perang Saudara. Oleh sebab itu, tak perlulah untuk merasa terlalu khawatir.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya