Trump Ingin Tokoh 'Brexit' Jadi Dubes Inggris untuk AS, Kenapa?

Belum lagi dilantik sebagai presiden ke-45 AS, Donald Trump sudah ikut campur urusan negara lain.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 22 Nov 2016, 15:59 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2016, 15:59 WIB

Liputan6.com, New York - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan pernyataan kontroversial di media sosial Twitter. Secara terang-terangan Trump menyodorkan sebuah nama yang dinilainya layak menduduki posisi Duta Besar Inggris untuk AS.

Sosok yang dimaksudnya adalah Nigel Farage, pemimpin partai sayap kanan Inggris, UKIP.

"Banyak orang akan suka melihat @Nigel_Farage mewakili Britania Raya sebagai duta besar untuk AS. Dia akan bekerja dengan sangat baik!" tweet Trump.

Sementara itu Farage mengatakan apa yang disampaikan Trump tersebut cukup mengagetkan. Namun ia menambahkan, "Cukup mengejutkanku. Tak seorang pun menyinggung ide itu kepadaku, tapi aku memiliki hubungan baik dengan timnya dan jika bisa membantu Inggris dengan berbagai akan aku lakukan."

Meski demikian, saran Trump tersebut ditolak oleh 10 Downing Street.

"Tak ada lowongan. Kami memiliki duta besar terbaik untuk AS," ujar juru bicara 10 Downing Street seperti dikutip dari BBC, Selasa, (22/11/2016).

Semasa kampanye pemilu presiden AS, Farage sempat berpidato memberikan dukungannya kepada Trump. Dan kini setelah miliarder itu memenangkan pemilu, Farage diketahui merupakan politikus Inggris pertama yang bertemu dengan presiden ke-45 AS tersebut.

Menurut Farage, pascakemenangan Trump ada "kesempatan nyata" untuk meningkatkan perdagangan Inggris dengan AS. Ia juga menekankan agar PM Inggris, Theresa May, mengambil keuntungan dari hubungan baiknya dengan Donald Trump.

Politikus yang pro-Brexit ini mengatakan ia tersanjung dengan saran penunjukannya sebagai duta besar. Tak lupa ia menggambarkan sosok Trump sebagai seorang Anglofilia dan teman bagi Inggris.

Bagi sebagian kalangan, pertemuan Farage dengan Trump adalah bentuk penghinaan terhadap PM May yang belum akan bertemu Trump setidaknya hingga awal tahun depan. Meski demikian, keduanya telah bicara melalui telepon.

Langkah Trump, yakni merekomendasikan seseorang untuk mengisi pos diplomatik, belum pernah sekali pun dilakukan oleh seorang Presiden AS. Terutama mengingat ini dianggap mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Peran sebagai Duta Besar Inggris untuk AS merupakan salah satu pos diplomatik yang paling bergengsi. Sejak Januari 2016, posisi tersebut diisi oleh Sir Kim Darroch. Sebelumnya ia menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Inggris dan perwakilan tetap Inggris untuk Uni Eropa.

Sebelumnya, Farage sempat mengatakan sangat jelas bahwa Darroch harus mengundurkan diri. Alasannya, ia dianggap bagian dari "rezim lama".

Farage sendiri tidak memiliki pengalaman diplomatik. Namun ia disebut-sebut telah berusaha keras untuk menyelaraskan diri dengan Trump semasa kampanye pilpres. Sementara Trump kerap menyanjung Farage terkait dengan kesuksesan kampanye Brexit. Bahkan, ia menjuluki politikus Inggris itu, "Mr Brexit".

"Adalah sebuah kehormatan untuk menghabiskan waktu dengan Trump. Dia santai dan penuh dengan ide-ide bagus. Aku percaya, dia akan menjadi presiden yang baik," cuit Farage di Twitter disertai sebuah foto dirinya dengan Trump.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya