Liputan6.com, Brasilia - Lebih dari 1.000 tentara dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan di kota Vitoria, Espirito Santo, Brasil. Aksi mogok kerja polisi telah memicu meningkatnya gelombang kejahatan yang telah menyebabkan puluhan orang tewas.
Seperti dilansir BBC, Rabu, (8/2/2017), Menteri Pertahanan, Raul Jungmann mengatakan, tentara dan garda nasional akan bertugas sampai situasi pulih.
Baca Juga
Pelaku kriminal beraksi di kota yang terletak di tenggara Brasil itu setelah polisi berhenti berpatroli dengan alasan menuntut gaji yang lebih baik. Siaran televisi Brasil merekam bagaimana kekacauan terjadi di kota itu melalui tindakan penjarahan, penembakan, dan pembajakan mobil.
Advertisement
Bank, sekolah, dan pusat kesehatan masyarakat memutuskan untuk tidak beroperasi pada Selasa waktu setempat. Sama halnya seperti kebanyakan toko.
Layanan bus tetap berjalan, namun para pejabat mengatakan, operasinya akan dihentikan pada sore hari.
"Angkatan bersenjata ada di jalan-jalan. Kami bertekad untuk memulihkan perdamaian, ketertiban, dan ketenangan di Vitoria dan di mana saja diperlukan," kata Jungmann.
Tentara dikabarkan "terperangkap" dalam bentrokan antara warga yang menentang pemogokan polisi dengan anggota kerabat polisi.
Para kerabat polisi ini berunjuk rasa di depan kantor polisi mengingat aparat keamanan di sana dilarang melakukan demonstrasi. Mereka menuntut perbaikan gaji termasuk uang lembur dan uang jaminan keamanan.
Media Brasil dalam laporannya memuat sekitar 70 orang tewas sejak pemogokan polisi.