Liputan6.com, Blitar - Setelah berkiprah selama 20 tahun di Indonesia dan mengoperasikan peternakan pertamanya di Gunung Kawi, Malang, PT Greenfields membangun peternakan keduanya di Desa Pijomobo, Wlingi, Blitar.
Peternakan pertama PT Greenfields yang ada di Malang berkontribusi sebanyak 6% terhadap konsumsi susu nasional, dari total 20% produksi susu nasional dengan 80% impor.
Baca Juga
"Apa yang sudah kita lakukan di Gunung Kawi akan kita coba replikasi di Pijiombo ini," ujar Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia, Heru Prabowo, dalam kegiatan peletakan batu pertama peternakan PT Greenfields kedua di Blitar pada Rabu (3/5/2017).
Advertisement
Peternakan kedua yang ada di Pijiombo menempati lahan seluas 172 hektar. Investasi yang dikucurkan dalam membangun peternakan tersebut sebesar Rp 600 miliar, yang terbagi untuk infrastrukstur, bangunan, dan sapi.
Di peternakan kedua, terdapat sapi perah sebanyak 10.000 ekor dengan total sapi siap diperah sebesar 4.000 ekor dengan 125 ton susu akan dihasilkan setiap harinya.
"Ini akan menjadi volume tambahan kembali atas produksi susu nasional di Indonesia, sehingga nanti saat farm dua ini beroperasi, kontribusi kita lebih dari 10% dari total produksi susu nasional," ujar Heru.
Bupati Blitar, Drs. H. Rijanto MM, menanggapi positif pembangunan peternakan tersebut. Menurut dia, penggabungan antara jumlah susu sapi dari masyarakat, yakni sebanyak 120 ton per hari, dengan jumlah dari peternakan PT Greenfields akan menjadi hal luar biasa.
"Kalau nanti ini digabung dengan Greenfields yang menghasilkan 125 ton per hari, luar biasa. Blitar akan menghasilkan tidak kurang dari 200 lebih ton susu," ujar Rijanto.
Selain disebut sebagai yang terluas, peternakan sapi perah kedua PT Greenfields juga disebut sebagai yang termodern se-Asia Tenggara.
Peternakan modern di Blitar tersebut didukung oleh beberapa fasilitas canggih, yakni penggunaan kanal ventilasi yang dilengkapi sensor kipas, tempat pemerahan (milking parlor) berupa rotary parlor, pengolahan limbah sapi yang dijadikan biogas, sistem pakan, dan penyesuaian lampu sesuai status sapi untuk meningkatkan produktivitas.
Heru menambahkan, peternakan kedua akan memberikan manfaat kepada pemerintah daerah berupa pendapatan asli daerah (PAD) yang berasal dari pajak dan juga penyerapan tenaga kerja, baik secara langsung maupun tak langsung.
Selain itu juga akan dibangun kemitraan dengan petani dan peternak yang ada di sekitar peternakan.
"Perusahaan kami menganut filosofi win-win. Itu sebabnya kami percaya bahwa kesuksesan kami terkait dengan kesejahteraan para peternak muda, kecil, serta keluarga mereka," kata CEO of PT Aust Asia Food Pte Ltd, Edgar Collins.
"Pada 2006 kami memulai kerja sama dengan peternak kecil dan saat ini jumlah berkembang menjadi 5.000 peternak, di mana kami memberikan mereka keahlian di bidang peternakan dan pakan," ujar dia.