Liputan6.com, Washington DC - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi melawat ke Washington D.C, Amerika Serikat pada 4 hingga 5 Mei 2017. Kunjungan tersebut dalam rangka menindaklanjuti lawatan Wapres Mike Pence ke Jakarta April lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Menlu Retno akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Amerika Serikat, Rex Tillerson, kunjungan kehormatan ke Wapres Mike Pence, Ketua DPR AS, Paul Ryan dan melakukan pembahasan dengan Penasihat Presiden Donald Trump bidang penanggulangan terorisme, Thomas P. Bossert.
Baca Juga
"Indonesia siap perkuat kemitraan strategis dengan Amerika Serikat melalui kerja sama yang saling menguntungkan bagi rakyat kedua negara," tutur Menlu Retno saat tiba di Washington D.C Rabu 3 Mei 2017 malam waktu setempat.
Advertisement
Beberapa isu utama yang akan diangkat dalam berbagai pertemuan tersebut adalah kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, upaya bersama dalam menanggulangi terorisme dan radikalisme melalui pendekatan soft power. Selain itu juga kerja sama menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan serta upaya penyelesaian konflik Palestina dan Israel.
"Sebagai sesama negara demokratis dan majemuk, kerja sama Indonesia-Amerika Serikat bukan saja memberikan manfaat kepada kedua negara, namun juga dapat memberikan kontribusi untuk mempertahankan stabilitas, keamanan dan peningkatan kesejahteraan di kawasan dan dunia, tegas Menlu Retno.
Sebagai dua negara demokrasi, Indonesia dan AS adalah mitra strategis untuk bekerja sama dalam mendorong nilai toleransi dan harmoni serta melawan ideologi radikal terorisme yang bertentangan dengan nilai kebhinnekaan melalui pendekatan soft power.
Sebagai negara Muslim terbesar di dunia dan demokratis serta toleran, Indonesia memiliki kredensial yang besar dalam memimpin upaya global dalam melawan ideologi radikal melalui soft power. Di saat yang sama, sebagai negara yang pluralis dan sesuai Konstitusi, Islam dan Muslim memiliki ruang yang besar untuk tumbuh dan berkembang di AS sebagaimana agama lainnya.
Mitra Strategis
Kedua negara adalah mitra strategis untuk meningkatkan kerja sama ekonomi yg fair dan bebas yang memberi keuntungan bagi kedua negara dan rakyatnya. Sebagai ekonomi terbesar di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kedua negara memiliki peluang untuk meningkatkan potensi kerja sama ekonomi.
Keberlanjutan keterlibatan AS di kawasan Asia dan Pasifik khususnya Asia Tenggara bukan saja memberikan manfaat strategis bagi negara-negara ASEAN, namun juga bagi kepentingan strategis AS di kawasan.
Indonesia dan AS akan terus bekerja sama untuk memelihara stabilitas, keamanan dan kemakmuran di kawasan. Biaya yang akan dipikul negara-negara di kawasan dan AS akan lebih besar jika kawasan tidak stabil dan tidak damai.
"Setidaknya itu adalah 3 isu strategis utama di mana bukan saja Amerika Serikat penting bagi Indonesia, namun Indonesia juga penting bagi Amerika Serikat," tambah Menlu Retno.
Selain rangkaian pertemuan bilateral, Menlu RI juga menghadiri rangkaian pertemuan Menlu ASEAN dan AS di Washington D.C. Pertemuan khusus Menlu ASEAN dan Menlu AS tanggal 4 Mei 2017 itu juga merupakan pertemuan pertama pasca terbentuknya Pemerintahan baru di AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald J Trump.
Pertemuan itu kembali menegaskan arti penting dan peran strategis ASEAN di kawasan bagi upaya menjaga stabilitas keamanan, perdamaian dan kemakmuran di kawasan. Sekaligus cerminan wujud keberlanjutan peran konstruktif AS di kawasan menyusul pengumuman rencana kehadiran Presiden Donald J Trump pada KTT ASEAN-AS, East Asia Summit dan KTT APEC Nopember mendatang yang disampaikan Wapres Mike Pence saat kunjungan ke Jakarta tanggal 20-21 April lalu.
Pembahasan Soal Korea
Pertemuan ini bukan saja penting karena bertepatan dengan 40 tahun kemitraan ASEAN-AS, namun seiring perkembangan situasi yang sedang memanas di Semenanjung Korea.
"Indonesia secara jelas dan terbuka akan sampaikan agar semua pihak harus menahan diri dari tindakan provokasi yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan."
"Konflik tidak akan menguntungkan siapapun dan hanya akan mengorbankan kemakmuran dan perdamaian di kawasan yang selama 5 dekade ini relatif stabil," kata Menlu RI.
Kemitraan ASEAN-Amerika Serikat dimulai sejak tahun 1977. Amerika Serikat mengaksesi the Treaty of Amity and Cooperation pada tahun 2009 dan telah menunjuk Duta Besar AS untuk ASEAN sejak tahun 2010.
Amerika Serikat bergabung dalam KTT East Asia tahun 2011 dan KTT ASEAN-AS secara formal diinstitusionalkan pada tahun 2012. Sejak tahun 2015, ASEAN dan Amerika Serikat telah meningkatkan kemitraan menjadi kemitraan strategis.
Nilai perdagangan antara negara ASEAN dan Amerika Serikat mencapai 224 miliar dolar AS. Amerika Serikat adalah mitra dagang ke-4 terbesar bagi ASEAN.
Amerika Serikat merupakan investor terbesar ketiga di negara ASEAN dengan nilai 13,64 miliar dolar AS. Di saat yang sama, ekspor AS ke negara ASEAN telah menciptakan 550,000 lapangan pekerjaan di Amerika Serikat dan hampir 42 ribu Perusahaan AS mengekspor lebih dari 100 miliar dolar AS, baik barang dan jasa ke negara ASEAN setiap tahunnya.