Mengintip Peternakan Penghasil Susu Segar Berkualitas Ekspor

Susu segar berkualitas ekspor ternyata berasal dari sebuah peternakan dan pabrik pengolahan seluas 50 Hektar di Malang ini.

oleh Citra Dewi diperbarui 12 Mei 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2017, 07:21 WIB
Peternakan sapi milik Greenfields di Malang. (Liputan6.com/Citra Dewi)
Peternakan sapi milik Greenfields di Malang. (Liputan6.com/Citra Dewi)

Liputan6.com, Malang - PT Greenfields Indonesia adalah perusahaan yang memimpin pasar susu segar pasteurisasi Tanah Air. Tak hanya memproduksi susu segar pasteurisasi, produk lain yakni susu UHT, keju dan whipping cream juga diproduksi oleh perusahaan tersebut.

Tak hanya dipasarkan di Indonesia, Greenfields juga mengekspor produknya. Dengan negara tujuan Hong Kong dan Singapura sebagai pasar utama, serta Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar dan Kamboja.

Berbeda dengan beberapa perusahaan lain yang memulai produksinya pada tahap pengolahan susu, Greenfields menghasilkan susunya sendiri. Hal tersebut bertujuan agar kualitas susu telah terkontrol sejak awal produksi.

Di tanah dengan ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut di Desa Babadan, Malang, terhampar peternakan sapi perah dan pabrik pengolah susu PT Greenfields seluas 50 hektar. Peternakan sapi yang dibangun pada 1997 itu, saat ini memiliki lebih dari 8.600 ekor sapi jenis holstein dan menghasilkan 115 ton susu per hari.

Sapi perah memainkan peranan penting dalam perusahaan yang bergerak di bidang susu. Sadar akan hal tersebut, Greenfields berupaya membuat sapi-sapi di peternakannya nyaman agar produktivitasnya baik.

"Kita bergerak di bidang peternakan sapi perah, di mana kita sangat tergantung pada produktivitas sapi perah itu sendiri," ujar Head of Farm PT Greenfields Indonesia, Heru Prabowo, kepada Liputan6.com dalam kegiatan Greenfields Media Farm Trip di Malang.

Sejumlah cara pun dilakukan untuk membuat sapi-sapi di sana nyaman atau disebut dengan istilah 'happy cow'. Menurut Heru, ada dua hal yang membuat sapi menjadi nyaman, yakni kecukupan pakan dan minum serta kenyamanan lingkungan.

Pakan sapi yang digunakan di peternakan tersebut terdiri dari hijauan yang terdiri dari tebon jagung dan alfalfa yang diimpor dari California, konsentrat biji-bijian, serta tambahan vitamin dan mineral. Dalam sehari, sapi dewasa rata-rata menghabiskan pakan hingga 45 kg dengan jadwal pemberian makan dua kali sehari.

Greenfields juga berupaya menyediakan lingkungan yang tidak berbeda jauh dengan negara asal sapi, yakni Australia. Hal tersebut dilakukan dengan membangun peternakan di tempat yang bersuhu sejuk, memasang ventilator pada kandang untuk membuat sirkulasi udara yang baik, serta menjaga kebersihan kandang.

Setiap tiga kali sehari, sapi siap perah dibawa ke tempat pemerahan susu otomatis. Proses perpindahan susu dari sapi ke tangki penyimpan sama sekali tak tersentuh oleh manusia, sehingga mengurangi adanya kemungkinan perpindahan bakteri.

Setiap ekor sapi mampu menghasilkan susu dengan rata-rata 32,4 liter per hari, di mana per jamnya tempat pemerahan tersebut dapat menampung hingga 600 ekor per jam.

Untuk menambah produksinya, PT Greenfields Indonesia membangun peternakan kedua seluas 172 hektar yang terletak di Pijiombo, Blitar. Di peternakan itu, rencananya akan menampung sebanyak 10.000 ekor dengan sapi siap perah sebanyak 4.000 ekor dan 125 ton susu akan dihasilkan setiap harinya.

Selain itu, pada 4 Mei 2017 lalu Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, meresmikan pabrik pengolahan susu PT Greenfields Indonesia kedua, yang terletak di Desa Palaan, Nganjum, Kabupaten Malang.

Pabrik susu yang berdiri di lahan seluas 7 hektar tersebut, diperkirakan dapat menghasilkan 72 juta liter susu per tahun. Sejumlah teknologi ramah lingkungan juga digunakan di pabrik baru, seperti fresh water system untuk mengolah air limbah dan penggunaan cangkang kelapa sawit dan kemiri sebagai bahan bakar boiler.

Berikut video yang merangkum kegiatan Media Farm Trip, peletakan batu pertama peternakan PT Greenfields Indonesia di Blitar, dan peresmian pabrik pengolahan susu kedua di Malang:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya