Menlu AS Desak Saudi Cs dan Qatar untuk Duduk Bersama

Menlu Tillerson mengakui bahwa dari 13 tuntutan yang diajukan Saudi Cs ke Qatar akan sulit dipenuhi.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 27 Jun 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2017, 10:15 WIB
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson (AP Photo/Cliff Owen)

Liputan6.com, Doha - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan, beberapa dari 13 tuntutan yang diajukan Arab Saudi Cs kepada Qatar "akan sangat sulit dipenuhi". Tuntutan tersebut merupakan syarat utama bagi Doha jika negara itu ingin isolasi dicabut.

Namun dalam sebuah pernyataan yang dirilis hari Minggu waktu setempat Tillerson menerangkan, bahwa daftar tuntutan tersebut mencakup "wilayah penting yang memberikan dasar bagi dialog yang mengarah pada sebuah resolusi".

"Langkah produktif selanjutnya adalah masing-masing negara dapat duduk bersama dan melanjutkan pembicaraan," kata Tillerson seperti Liputan6.com kutip dari Al Jazeera, Selasa (27/6/2017).

"Kami percaya para sekutu dan mitra kami akan lebih kuat ketika mereka bekerja sama menuju satu tujuan yang kita semua sepakati, yaitu menghentikan terorisme dan melawan ekstremisme," tambahnya.

Menlu AS yang juga mantan eksekutif Exxon Mobil tersebut juga menyerukan "penurunan retorika" untuk "membantu meredakan ketegangan". Ia sampaikan, Washington mendukung upaya mediasi yang dilakukan Kuwait demi mengakhiri konflik antara Saudi Cs dan Qatar.

Saudi Cs memberikan Qatar waktu 10 hari untuk memenuhi 13 tuntutan yang mereka ajukan. Namun Doha menegaskan, daftar permintaan tersebut tidak masuk akal.

"Daftar tuntutan ini mengonfirmasikan apa yang kami katakan sejak awal -- blokade ilegal ini tidak ada kaitannya dengan terorisme. Ini tentang membatasi kedaulatan Qatar dan mengubah kebijakan luar negeri kami," terang Direktur Kantor Komunikasi Qatar Sheikh Saif bin Ahmed Al Thani dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu.

Qatar menyampaikan, pihaknya tengah mengkaji tuntutan tersebut dan sedang mempersiapkan sebuah respons resmi.

Pernyataan Tillerson tersebut merupakan tanggapan formal pertama dari Kementerian Luar Negeri AS sejak 13 tuntutan tersebut dirilis.

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah lebih dulu merespons daftar permintaan Saudi Cs. Erdogan menyambut baik sikap Qatar yang menentang tuntutan itu. Baginya, ultimatum Arab Saudi dan teman-temannya itu "melawan hukum internasional".

 Beberapa poin dalam 13 tuntutan tersebut antara lain menghentikan pembangunan pangkalan militer dan kerja sama militer dengan Turki, mengendurkan hubungan diplomatik, militer, serta intelijen dengan Iran, serta menutup jaringan Al Jazeera. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya