Liputan6.com, Canberra - Meski sejumlah konflik di beberapa negara belum kunjung padam hingga saat ini, secara keseluruhan dunia lebih damai dibanding tahun lalu.
Dikutip dari World Economic Forum, Senin (3/7/2017), hal tersebut diungkapkan oleh Global Peace Index (GPI) tahun 2017 yang mengurutkan 163 negara berdasarkan konflik domestik dan internasional, keamanan dan keselamatan, serta tingkat militerisasi.
Baca Juga
Dari survei yang dilakukan, diketahui bahwa indeks perdamaian di 93 negara mengalami peningkatan, sementara 68 lainnya memburuk. Secara global tingkat perdamaian meningkat sekitar 0,28 persen.
Advertisement
Namun, dengan latar belakang meningkatnya keresahan masyarakat dan terorisme, gambaran jangka panjang lebih suram.
Laporan yang diproduksi oleh Australia Institute for Economics and Peace tersebut, menemukan penurunan sebesar 2,14 persen dalam 10 tahun terakhir -- sejak 208. Selain itu, kesenjangan antara negara-negara paling dan damai dan tidak kian melebar.
Menurut laporan Global Peace Index 2017, Islandia adalah negara paling damai di dunia. Posisi itu telah ditempati negara asal band Sigur Ros sejak 2008. Selain itu, negara lain yang masuk dalam posisi adalah Selandia Baru, Portugal, Austria, dan Denmark.
10 Negara Paling Damai:
1. Islandia
2. Selandia Baru
3. Portugal
4. Austria
5. Denmark
6. Republik Cekoslovakia
7. Slovenia
8. Kanada
9. Swiss
10. Irlandia
10 Negara Paling Tidak Damai:
154. Ukraina
155. Republik Afrika Tengah
156. Sudan
157. Libya
158. Somalia
159. Yaman
160. Sudan Selatan
161. Irak
162. Afghanistan
163. Suriah
Sementara itu, Indonesia masih masuk ke dalam kategori tinggi dalam Global Peace Index, yakni di urutan 52 -- dari kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Tanah Air masih dinilai damai.
Posisi Indonesia dalam GPI 2017 berada satu tingkat di bawah Prancis (51) dan berada persis di atas Timor Leste (53).
Secara keseluruhan, enam dari sembilan wilayah geografis dunia menunjukkan adanya perbaikan dalam perdamaian, yakni Amerika Selatan, Rusia dan Eurasia, Asia-Pasifik, Asia Selatan, Eropa, dan Amerika Tegah dan Karibia. Hal tersebut menjadi kenaikan tingkat perdamaian global pertama sejak 2014.
Kemerosotan regional terbesar terlihat di Amerika Utara. Hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh pemilihan presiden AS yang terpolarisasi.