Liputan6.com, Jakarta - Tak ada hal aneh yang dijumpai pada HMS Vanguard saat kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris itu melepas jangkar dan berlabuh di Scapa Flow di Kepulauan Orkney, Skotlandia lepas senja, Senin 9 Juli 1917.
Hingga akhirnya ledakan terjadi pada pukul 23.20 waktu setempat. Sejumlah saksi mata mengaku menyaksikan ledakan kecil disertai kilatan cahaya putih.
Tak lama kemudian, dua ledakan yang lebih besar menyusul. Kapal yang memulai pelayaran perdana pada tahun 1909 itu seketika karam, membawa apapun yang ada di dalamnya ke dasar laut sedalam 14,2 meter.
Advertisement
Baca Juga
Insiden mengerikan itu menewaskan 843 orang, termasuk Letnan Komandan Alan Duke yang meninggal dunia setelah sempat dievakuasi.
"Kapal itu tenggelam seketika dan hanya tiga awak yang selamat," demikian seperti dikutip dari koran lawas Springfield Republican, 14 Juli 1917.
Namun, dari tiga awak HMS Vanguard yang selamat, satu di antaranya meninggal tak lama kemudian.
Belakangan diketahui, penyebab insiden maut yang menamatkan HMS Vanguard berasal dari dalam kapal. Ledakan berasal dari tempat penyimpanan senjata atau magazine.
Logam-logam tak berbahaya dalam bangkai kapal sempat dijarah, sebelum akhirnya HMS Vanguard dideklarasikan sebagai 'kuburan kapal' pada 1984.
Berdasarkan Protection of Military Remains Act 1986, penyelaman diharamkan dilakukan kecuali atas izin Kementerian Pertahanan Inggris.Â
Pada Januari 2017, sekitar 100 tahun setelah tenggelamnya HMS Vanguard, sebuah penyelaman dilakukan atas restu Kementerian Pertahanan Inggris.
Tim penyelam yang menggunakan kapal MV Huskyan menuju ke lokasi dan menyelaminya.Â
Emily Turton, salah satu anggota tim ekspedisi mengatakan, bangkai kapal tersebar luas di dasar laut.Â
Meski demikian, haluan dan buritan HMS Vanguard relatif utuh, meski puing-puingnya terlontar hingga ratusan meter.
"HMS Vanguard menjadi target penjarahan selama paruh kedua Abad ke-20. Namun, masih banyak bukti yang tersisa," kata Turton, seperti dikutip dari BBC.
Dia menambahkan, sudah diterima secara umum bahwa penyebab bencana tersebut adalah ledakan tempat penyimpanan senjata yang terjadi secara tidak disengaja. Bukan sabotase.Â
Saksi pada malam kejadian menggambarkan sebuah ledakan besar tepat di belakang anjungan. "Kami dapat mengungkapkan bahwa hasil survei awal kami mendukung hal tersebut," kata dia.Â
Selain menjadi saat berakhirnya HMS Vanguard yang menewaskan lebih dari 800 orang, tanggal 9 Juli juga menjadi momentum sejumlah peristiwa bersejarah.Â
Salah satunya, megatsunami Teluk Lituya terjadi pada 9 Juli 1958. Kala itu, gempa bumi berkekuatan 8,3 skala Richter memicu tanah longsor yang menyebabkan 30 juta meter kubik batu dan es ambrol dari tebing tinggi dan jatuh ke perairan.
Setelah itu gelombang setinggi 524 meter terbentuk. Jutaan pohon tumbang dan tersapu oleh bah. Itu adalah gelombang tertinggi yang pernah dikenal manusia.
Bencana itu menewaskan 5 orang. Untungnya, wilayah terdampak terpencil dari area yang ramai dihuni manusia. Jika tidak, tak terbayang malapetaka yang bakal diakibatkannya.
 Saksikan video menarik di bawah ini:
Â