Bomber Perempuan ISIS Ledakan Diri Sembari Gendong Anak

Insiden bom bunuh diri di Mosul, Irak, kali ini dilakukan seorang perempuan sembari menggendong anak.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 09 Jul 2017, 18:36 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2017, 18:36 WIB
Bendera ISIS
Bendera ISIS. (www.youtube.com)

Liputan6.com, Mosul - Kota Mosul di Irak kembali dihantam teror. Kali ini, insiden bom bunuh diri di kota yang jadi pusat pertempuran koalisi internasional melawan ISIS itu dilakukan seorang perempuan.

Mengerikannya, perempuan tersebut melakukan meledakan diri sembari menggendong seorang anak kecil.

Dalam sebuah foto yang tersebar di dunia maya, terlihat seorang ibu yang identitasnya samar sedang berjalan melawati pasukan Irak di tengah reruntuhan kota Mosul.

Perempuan ISIS Ledakan diri Sambil Gendong Bayi (Foto:Al-Mawsleya)

Ia memegang sebuah tas sambil menggendong anak. Jika diperhatikan dengan detail, perempuan itu memegang tas dan sebuah alat picu ledak.

Kejadian ini menyebabkan ibu dan bocah yang digendongnya kehilangan nyawa. Sementara, sejumlah 2 Irak dan sejumlah warga sipil lain menderita cedera.

Dari keterangan seorang juru kamera televisi lokal Irak, al-Mawsleya, ia melihat pelaku mencoba meledakkan diri saat lewat di depan orang yang berpakaian militer.

Namun, usaha tersebut gagal. Bom baru meledak setelah pelaku berada agak jauh dengan sasaran.

Bukan pertama kali kelompok ISIS menggunakan perempuan sebagai senjata. Tercatat dalam dua pekan ini ada 20 pelaku bom bunuh diri wanita.

Beberapa pengamat menyebut strategi ISIS menggunakan perempuan menunjukkan kelompok ini semakin terpojok.

Pejabat militer Irak, Letnan Jenderal Sami Al-Aridi mengatakan, ISIS tidak hanya menggunakan perempuan. Namun, kerap memakai anak-anak sebagai tameng.

"Para perempuan tersebut bertempur dengan anak yang berada di sampingnya," ucap al-Aridi seperti dikutip dari Telegraph, Minggu (9/7/2017).

"Ini membuat kami ragu menggunakan serangan udara untuk maju. Bila tidak memikirkan ini kita bisa menyelesaikan serangan dalam beberapa jam," kata dia.

Mencegah aksi teror yang dilakukan perempuan adalah pekerjaan rumah sangat berat bagi militer Irak.

Dikarenakan kehidupan sosial warga Irak yang super konservatif, tentara tidak diizinkan untuk memeriksa apa saja yang ada di dalam pakaian perempuan apakah ada peledak atau tidak.

 

Simak video berikut...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya