Liputan6.com, Palembang - Palembang kembali digegerkan dengan penangkapan terduga teroris yang ternyata ternyata merupakan simpatisan ISIS atau Islamic State of Iraq and Syria. Pelaku ditangkap saat menumpangi bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dengan rute Palembang – Muara Enim.
Penangkapan dilakukan petugas kepolisian pada Jumat sore 8 Juli 2017, sekitar pukul 15.30 WIB. Bus AKDP Juwita dengan nomor polisi BG 7713 AU yang melintas di kawasan jalan raya Prabumulih langsung dihentikan petugas Polsek Gelumbang saat melakukan razia.
Simpatisan ISIS bernama Toni Rianda (24) duduk di bagian depan kursi penumpang dan bersebelahan dengan sopir bus. Warga Kampar, Riau ini yang sebelumnya sudah diincar ini diamankan petugas dan dibawa ke Polsek Gelumbang, Kabupaten Prabumulih.
Advertisement
Baca Juga
Pria kelahiran Pekanbaru, 30 Oktober 1993 ini langsung dibawa ke Mapolda Sumatera Selatan (Sumsel) pada pukul 17.00 WIB. Malam harinya, Kapolda Sumsel, Irjen Pol Agung Budi Maryoto langsung mendatangi Jatanras Polda Sumsel dan menginterogasi simpatisan ISIS di ruangan tertutup.
Menurut Kapolda Sumsel, pelaku memang mengakui bahwa dirinya tertarik dengan gerakan ISIS dan ingin bergabung dengan gerakan radikal tersebut.
“Dia mengaku simpatisan tapi jaringan belum. Dari pembicaraan awal, dia ingin ke Suriah,” ujarnya kepada Liputan6.com, seusai menemui Toni, di ruang Jatanras Polda Sumsel.
Toni juga disebut sudah banyak memposting tentang ISIS dan sudah masuk kategori pelanggaran Undang-Undang (UU) ITE. Namun untuk keterkaitannya dengan gerakan ISIS, Polda Sumsel masih akan memeriksa lebih intens.
Simpatisan ISIS ini mengaku baru saja sampai ke Sumsel dan berencana akan bekerja di salah satu perusahaan tambang di Muara Enim. Namun belumlah dia sampai ke tempat tujuan, Toni langsung ditangkap pihak kepolisian.
“Dia memang dalam perjalanan dari Pekanbaru, lewat Jambi dan sampai ke Muara Enim. Baru mau kerja hari ini. Kita juga sudah berkomunikasi dengan pihak perusahaan, memang baru hari ini (mulai kerja),” ungkapnya.
Untuk saat ini, pihaknya masih akan menanyakan lebih lanjut keterkaitan Toni dengan jaringan ISIS di Indonesia dan di luar Indonesia. Beberapa barang bukti sudah diamankan petugas kepolisian, seperti laptop dan handphone milik Toni.
“Sekarang kita punya kewenangan dulu (pemeriksaan). (Barang bukti) lagi dibuka, belum selesai (diperiksa),” katanya.