Liputan6.com, Darfur - Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72, pasukan perdamaian Indonesia Satgas Garbha II FPU 9 berkunjung ke kamp pengungsi yang berada di sekitar warden area, Darfur, Sudan. Itu merupakan bagian dari Area Of Responsibilty (AOR) FPU 9 Indonesia.
Pasukan perdamaian Indonesia tersebut sudah hampir tujuh bulan bertugas di Darfur, Sudan.
Seperti tulisan AAS/Ninth Mission in Darfur yang diterima Liputan6.com pada Kamis 17 Agustus 2017, Kasatgas FPU 9 AKBP Ahmad Arif Sopiyan memimpin langsung kunjungan tersebut. Wakasatgas Kompol Arthur Sameaputy dan Kasi Ops AKP Handreas Ardian juga turut mendampingi rombongan.
Advertisement
Selain memberikan sejumlah bingkisan kepada anak-anak, dalam kegiatan itu juga diadakan berbagai jenis perlombaan seperti halnya yang dilakukan di Indonesia. Beberapa lomba yang diadakan adalah balap karung dan balap kelereng.
IPTU Divya selaku Perwira Seksi Administrasi (Pasimin) dan Brigadir Emil Salim selaku Liaison Officer (LO) bahasa Arab yang ditugaskan memandu jalannya perlombaan, cukup kerepotan menjelaskan tentang peraturan lomba.
Namun, ketika perlombaan dimulai, kegembiraan terlihat di wajah anak-anak. Teriakan semangat dan tawa pun meramaikan kegiatan itu.
Para orangtua yang semula hanya ikut mendampingi anak-anak, memaksa panitia agar diizinkan ikut lomba -- dan akhirnya mereka turut serta dalam perlombaan itu.
Suasana akrab terjalin dengan cepat antara anak-anak pengungsi dengan seluruh anggota FPU 9 yang hadir.
Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72, Kasatgas FPU 9 Indonesia mengatakan bahwa kegiatannya sengaja dibuat berbeda. Meski bukan merupakan tugas pokok, hal tersebut dilakukan untuk menjalin hubungan emosional dengan penduduk lokal, khususnya mereka yang tinggal di kamp pengungsian.
"Kita sengaja adakan perlombaan-perlombaan ini dengan maksud untuk memperkenalkan budaya khas bangsa Indonesia kepada warga Sudan agar bisa bersama-sama merasakan arti sebuah kemerdekaan, dan disamping itu kegiatan ini kita rancang semirip mungkin seperti di Indonesia agar merasa hidup seperti di kampung kita sendiri," ujar Ahmad Arif Sopiyan.Â
Salah seorang warga menyampaikan ungkapan rasa haru dan kegembiraannya kepada kontingen FPU 9 Indonesia yang rutin datang dengan membawa semangat baru.
"Kedatangan Indonesia bagaikan menghilangkan kabut di pagi hari, sehingga pagi kami menjadi lebih berwarna...Indonesia Tamam (hebat)," ungkapnya berapi-api.
Â
Simak video kemeriahan balap karung di kamp pengungsi Sudan berikut: