Kim Jong-un: Uji Coba Misil Seperti Perang Nyata

Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, akhirnya mengungkap alasan peluncuran misil terbaru yang melintasi Jepang.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 30 Agu 2017, 08:56 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 08:56 WIB
Kim Jong-un di atas kapal selam Korea Utara (AP)
Kim Jong-un di atas kapal selam Korea Utara (AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un akhirnya bersuara tentang alasan meluncurkan misil Hwangsong-12 pada Selasa 29 Agustus 2017. Uji coba tersebut mendapat kecaman dunia karena melewati teritori langit Jepang dan kemudian jatuh di perairan Samudra Pasifik.

Menurut Kim, peluncuran itu adalah respons dari dilaksanakannya latihan militer bersama AS dan Korea Selatan. 

"Uji coba misil balistik baru-baru ini seperti perang yang nyata," tulis KCNA mengutip pernyataan Kim Jong-un, seperti dilansir dari First Post, Rabu (30/8/2017).

"Ini adalah langkah awal operasi militer Pasukan Tentara Korea (militer Korut) di Pasifik mencakup Guam," sebutnya.

Korea Utara menembakkan rudal pada Selasa, 29 Agustus 2017 pukul 05.58 waktu Pyongyang. Misil balistik itu mampu melewati langit Jepang dan jatuh ke perairan Samudra Pasifik.

Peluncuran ini dilakukan hanya beberapa hari setelah Pyongyang menembakkan tiga rudal balistik jarak pendek dari provinsi Kangwon. Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu lalu.

Tindakan nekat Korut direspons oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam keterangannya, Donald Trump mengatakan, segala opsi untuk merespons tindakan Korut terbuka. Menurutnya, perilaku Pyongyang adalah ancaman nyata.

"Dunia menerima pesan dari Korut secara keras dan jelas, rezim ini telah memberikan sinyal penghinaan terhadap tetangganya, seluruh anggota PBB," ucap Trump dalam pernyataan yang dirilis Gedung Putih.

"Ancaman dan aksi yang menimbulkan kekacauan hanya akan membuat Korea Utara terisolasi dari semua negara di kawasan dan dunia, jadi semua pilihan ada di atas meja," papar dia.

Sebelumnya, Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang naik pitam sudah saling berkomunikasi lewat sambungan telepon.

Baik Trump dan Abe sepaham akan mengambil tindakan kepada Korut. Washington dan Tokyo siap memberi tekanan lebih keras kepada Pyongyang.

"Donald Trump berkata, AS 100 persen bersama Jepang, dan AS mengulangi komitmen kuat kepada pertahanan Jepang," ucap Abe seperti dikutip dari The Guardian.

"Jepang bekerja sama dengan komunitas internasional menyerukan dengan lantang untuk memberi tekanan pada Korut," paparnya.

Abe pun menyatakan, tindakan Korut sebagai sebauah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat berbahaya bagi keamanan negara.

"Tindakan berbahaya dengan menembaki rudal ke wilayah kita belum pernah kami alami. Ini ancaman serius sangat serius dan merusak perdamaian dan keamanan regional," sebut Abe.

Saksikan video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya