Ucapannya Dianggap Mendukung Hitler, Wakil PM Jepang Dikritik

Pernyataan Aso dinilai membela motif Hitler dalam melakukan genosida terhadap jutaan orang Yahudi selama Perang Dunia II.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Agu 2017, 20:32 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2017, 20:32 WIB
PM Jepang Shinzo Abe (kiri) dan Wakil PM Jepang Taro Aso (kanan)
PM Jepang Shinzo Abe (kiri) dan Wakil PM Jepang Taro Aso (kanan) (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Tokyo - Menteri Keuangan sekaligus Wakil Perdana Menteri Jepang Taro Aso memicu kontroversi setelah ia mengungkapkan "dukungannya" terhadap kebijakan pemimpin Nazi, Adolf Hitler.

"Perbuatan Hitler, yang membunuh jutaan orang tidak baik, meski motifnya benar," demikian pernyataan Aso yang disampaikannya dalam pertemuan dengan fraksi Partai Demokratik Liberal seperti dilansir Jiji Press.

Pada Rabu waktu sempat, Aso segera mencabut komentarnya setelah muncul kritikan yang menyebut ia membela motif Hitler dalam melakukan genosida terhadap jutaan orang Yahudi selama Perang Dunia II. Demikian seperti dikutip dari The Guardian pada Rabu (30/8/2017).

"Jelas dari keseluruhan pernyataan bahwa saya menganggap Hitler sangat buruk dan jelas pula bahwa motifnya juga salah," ujar Aso seraya menambahkan bahwa ia tidak bertujuan untuk membela Hitler, melainkan menekankan pentingnya bagi para politisi untuk mencapai hasil.

"Tidak pantas saya menyebut Hitler sebagai contoh dan saya ingin menarik kembali (pernyataan) itu," imbuh dia.

Ini bukan kali pertama Aso melontarkan pernyataan kontroversial tentang Nazi. Pada tahun 2013, ia mendapat tekanan untuk mengundurkan diri setelah menyarankan agar Jepang mencontoh Nazi dalam hal mengubah konstitusi. Tak lama ia menarik pernyataannya, namun menolak mengundurkan diri.

Pernyataan teranyar Aso mencuat setelah seorang tokoh masyarakat lainnya di Jepang juga menuai kritik karena menyuarakan kekagumannya kepada Nazi.

Pada awal pekan ini, Pusat Perburuan Nazi Simon Wiesenthal mengatakan bahwa mereka telah meminta penyelidikan terhadap Katsuya Takasu, seorang ahli bedah plastik terkenal dan selebritas yang menyoroti kontribusi Nazi terhadap sains dan kedokteran. Takasu dituding menolak mengakui peristiwa Holocaust.

Sebelumnya, pada Juni lalu, Yutaka Harada, anggota Dewan Bank Sentral Jepang memuji kebijakan fiskal dan moneter Hitler. Namun di lain sisi, menurut Yukata hal tersebut justru memungkinkan Hitler untuk terus melakukan hal-hal mengerikan.

Penggunaan simbol Nazi juga telah menyeret selebritas Jepang dalam masalah. Keyakizaka46, sebuah grup musik perempuan dikritik karena tahun lalu tampil dalam konser dengan menggunakan seragam Nazi. Kejadian serupa juga pernah dialami kelompok musik Kishidan.

Pada masa lalu, Jepang memang punya kedekatan dengan Jerman, yang kala itu dikuasai Nazi. Bersama Italia, kedua negara tersebut tergabung dalam Blok Poros (Axis) dalam Perang Dunia II.
 

Saksikan video menarik berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya