Liputan6.com, Sheffield - Dua mahasiswa lulusan Sheffield University memungkinkan kita mengirimkan abu jenazah orang-orang yang kita cintai ke angkasa luar dan menaburnya di atmosfer Bumi.
Dengan menggunakan balon berbahan latex berisi gas yang lebih ringan dari udara, cara baru menabur abu jenazah itu diperkirakan dapat dilaksanakan mulai bulan depan.
Cara kerjanya adalah dengan mengirimkan abu jenazah ke ketinggian 33 kilometer, yakni berada di lapisan stratosfer. Balon pembawa abu tersebut kemudian meledak di ketinggian tersebut.
Advertisement
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (6/10/2017), perjalanan itu akan direkam dengan kualitas gambar tinggi sebagai kenang-kenangan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Baca Juga
Penggagasnya, Dr Chris Rose dan Dr Alex Baker, mengatakan bahwa abu tersebut akan menyebar secara merata di atmosfer Bumi setelah meledak di stratosfer.
"Banyak generasi pertama penggemar angkasa luar yang tergila-gila dengan penerbangan antariksa dan tak pernah mengalami sensasi melihat Bumi dari ketinggian. Hal itu memenuhi impian mereka untuk melakukan penerbangan antariksa," ujar Rose dalam Dragon's Den BBC bulan lalu.
"Layanan baru kami memungkinkan keluarga mendapat kesempatan untuk memenuhi impian orang-orang terkasih mereka."
"Pada dasarnya, kita semua adalah stradust -- serbuk bintang, jadi ini merupakan penghormatan yang pantas bagi mereka yang hidup pada awal era penjelajahan antariksa," imbuh Rose.
Keduanya menolak tawaran pendanaan Dragon's Den. Namun, mereka mengatakan, perusahaannya dapat menghasilkan 500.000 pound sterling jika 0,2 persen warga Inggris menggunakan layanan tersebut.
Perusahaan mereka, Ascension Flights, telah mendekati penyedia pemakaman. Mereka juga akan bekerja sama dengan Otoritas Penerbangan Sipil sehingga balon-balon tersebut tak masuk ke wilayah yang digunakan oleh pesawat komersial.
Layanan seharga 795 pound sterling atau sekitar Rp 14 juta itu akan dilakukan untuk kali pertama pada November 2017. Tertarik?
Â
Perabot Makan Terbuat dari Abu Jenazah
Sebelum layanan menabur abu jenazah di atmosfer dilakukan, seorang seniman Amerika Serikat mengubah abu tersebut menjadi cangkir, piring, botol, dan mug.
Pendiri dan CEO perusahaan Chronicle Cremation Designs, Justin Crowe, mengatakan bahwa produk-produk itu memungkinkan orang menggabungkan kenangan ke dalam kehidupan sehari-hari, berinteraksi dengannya, dan melihatnya setiap hari.
Crowe berpendapat, dibanding melihat foto seseorang atau melihat guci abu di lemari, produk yang dibuatnya membuat seseorang lebih dekat dengan orang yang mereka cintai.
Crowe pertama kalinya menggunakan abu jenazah sebagai proyek seni yang dinamainya "Nourish". Saat itu, ia menciptakan barang pecah-belah untuk makan menggunakan abu jenazah dari 200 orang tak dikenal.
Sekarang, moto perusahaan Crowe berbunyi, "Hiasi rumah dengan kenangan dari orang-orang yang dicintai."
Situs web perusahaan menuliskan, "Kami membantu menghadirkan kenangan orang-orang tercinta ke dalam kehidupan sehari-hari. Layanan unik kami mengubah abu orang-orang tercinta menjadi benda rancangan indah untuk rumah Anda."
Seperti apa caranya menciptakan perabot-perabot tersebut? Simak di sini:
Advertisement